LS.26

5.8K 566 232
                                    

"Kamu manis. Walau nyeremin. Wkwk."

#bucinteross




Aurora menatap ke arah lapangan. Lebih tepatnya kearah Lussy. Ia ingin tau siapa orang-orang itu. Apakah musuh atau teman?

Sebab, jika musuh, ia akan langsung turun ke bawah meski ia yakin jika Ibunya bisa mengalahkan mereka. Ia tidak ingin mengambil resiko kehilangan Ibu dan calon adiknya.

Dania menghampirinya. Gadis itu juga sudah bersiap jika harus bertarung lagi. "Mereka siapa, Ra?" tanyanya.

"Gak tau. Kalo mereka musuh, gue gak keberatan buat bertarung lagi," kata Audora.

Dari lantai dua, mereka tidak bisa mendengarkan apa yang sedang Lussy bicarakan. Tapi terlihat jelas jika wanita itu tidak senang. Bahkan sedang mengomel di telepon. Sementara pasukan itu hanya diam melihatnya.

Aurora memperhatikan orang-orang itu. Lalu menarik kesimpulan, "Om John."

"Mereka anak buah Om John?" tanya Dania. Aurora hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalo gitu gak perlu cemas dong," Dylan menyahut. "Om John gak mungkin nyakitin Buk Lussy."

"Gue kasian aja sama mereka. Pasti dilema. Soalnya Mama mana mau di kawal orang. Dan Om John juga gak akan mau narik lagi orang suruhannya. Kasian sih," ujar Aurora. Mulutnya memang berkata seperti itu. Tapi bibirnya terukir senyum senang.

Gadis itu senang melihat puluhan pasukan itu menderita. Karena jika maju, mereka akan di bunuh Lussy. Tapi jika mundur, John yang akan melenyapkan mereka.

"Mama kalah debat," ucapnya sambil terkekeh geli. Karena terlihat wajah Lussy jauh lebih menyeramkan dari awal pasukan itu datang.

Dylan menoleh. "Tumben," katanya.

"Selain keluarganya. Apalagi yang ia sayangi jika bukan negara ini," ujar Aurora. "Om John pasti mau ngirim pasukannya ke sini. Dan itu akan buruk," lanjutnya.

"Lo ngerti banget deh tentang Buk Lussy. Gue aja gak paham sama jalan pikirannya," kata Dania.

Aurora tersenyum tipis. "Gue sama Mama itu satu," ujarnya.

Di bawah, terlihat Lussy mulai berjalan menuju parkiran. Tapi tiba-tiba wanita itu berhenti dan berbalik menghadap pasukan tadi. Dengan wajah datar ia berteriak, "Ganti warna Pink!"

Aurora langsung terbahak mendengar itu. Ibunya memang yang terbaik.

"Mama gak ada duanya emang," gumamnya.

▲▼▲

Lussy menggerutu sepanjang jalan. Ia tidak suka di kawal. Apalagi dengan begitu banyak pasukan. Bisa mati berdiri dia jika terus seperti ini.

"Awas saja kau John! Akan ku balas!" dumelnya.

Ia membawa mobilnya masuk ke perkarangan rumahnya. Lalu berhenti di depan rumah. Setelah insiden enam bulan lalu, ia dan keluarga kecilnya tinggal di rumah Nathan. Sedangkan Mansionnya ia titip pada pelayan disana. Karena menurutnya ikut suami itu lebih baik.

Lussy Smith: Psycopath GirlWhere stories live. Discover now