LS.23

5.8K 524 116
                                    

"Entah kenapa selalu bego. Udah tau dia gak cinta. Tapi tetap aja mau dampingi saat dia lagi terluka!"

#bucinlage




Rissa menghampiri salah seorang dari tiga korbannya dengan tongkat besi. Korbannya hanya bisa pasrah apapun yang akan terjadi padanya nanti.

Tuk!

Suara besi beradu lantai berbunyi keras. Membuat keadaan makin suram.

"Aku sedang kesal hari ini. Rasanya membunuh kalian bertiga saja masih kurang," gerutunya.

"Jadi berikan aku kepuasan malam ini. Agar tidak ada korban yang akan tewas untuk dua hari kedepan," ujarnya.

Pria yang sedang diikat dalam posisi berdiri itu menggeleng lemah. Tubuhnya sudah lelah karena di pukuli olehnya.

"Aku tidak suka kata tidak. Kau mengerti?"

Tongkat besi itu ia ayunkan ke perut pria itu kuat. Menyebabkan korbannya muntah darah. Bajunya sampai terkena noda darah itu.

Lagi! Ia kembali mengayunkan tongkat tersebut ke pergelangan kaki korbannya.

Krak!

Suara tulang patah terdengar. Begitu pula teriakan sakit sang korban. Namun ia masih belum puas.

Kembali ia ayunkan ke kaki satunya. Begitu seterusnya hingga ia yakin jika tulang pria itu sudah remuk semua.

Dan terakhir. Ia mengayunkan tongkat tersebut ke batok kepala pria itu. Dan berakhir lah kisahnya.

Selanjutnya ia beralih ke wanita yang sedang terbaring di atas meja kayu itu. Kedua tangan dan kakinya diikat pada masing-masing sisi meja.

"Halo," sapanya. "Bagaimana? Apa kau sudah siap?" tanya dia diselingi senyum ramah.

Wanita itu menggeleng lemah. Mulutnya saat ini sedang di sumpal oleh kain. Jadi dia tidak bisa berbicara.

"Jangan begitu dong. Aku jadi sedih," kata Rissa.

"Kita mulai, ya." Rissa menekan tombol di sisi meja. Tidak lama rantai di masing-masing sisi tertarik masuk. Hal itu membuat tangan dan kaki korbannya juga ikut tertarik.

Suara tulang patah mulai terdengar. Tidak terlalu keras. Karena yang ia inginkan adalah korbannya mati secara perlahan.

"Tidak seru jika kau tidak berteriak," katanya lalu menarik kain yang menyumpal mulut wanita itu.

"Aaaarrrrggght!!!" raungan kesakitan langsung menyerbu telinganya. Membuat senyum lebar terbit di bibir mungilnya.

"Nah! Begini lebih baik!" Rissa berseru.

Tidak sampai disitu. Dia juga mengeluarkan belati dan mulai menusuk perut bagian kanan korbannya. Setelah itu beralih menyayat pahanya.

Paha mulus itu sekarang sudah dipenuhi darah. Ia tidak main-main dalam melukai korbannya. Bahkan saking dalamnya, sampai terlihat tulang putihnya.

Lussy Smith: Psycopath GirlМесто, где живут истории. Откройте их для себя