LS.35

6.1K 539 338
                                    

"Kamu itu kayak garam. Tanpa garam masakan terlezat pun gak akan ada rasanya. Tapi kalo kebanyakan garam artinya aku mau nikah! Hahaha!"

#gilaemang




Seisi kantin menjerit histeris saat Aurora menarik pelatuknya. Terlebih saat melihat tubuh manusia yang menjadi sasaran timah panas itu langsung rubuh dengan darah mengucur deras di jantungnya. Pistol yang orang itu pegang terlepas begitu saja.

Selera makan mereka langsung hilang!

Aurora tersenyum miring. Sementara si bule meluruh di lantai kantin. Tubuhnya bergetar hebat.

Dia ... ketakutan!

Aurora menyimpan kembali pistol yang ia gunakan ke tempat semula. Lalu berdecak kesal. "Pasti karena kakek sedang tidak ada makanya penyusup ini berani masuk," gumamnya.

Ia mengedarkan pandangan ke seluruh kantin. Semua yang menatapnya langsung mengalihkan perhatian. Tidak berani berlama-lama menatapnya.

Perhatiannya beralih pada si bule yang masih betah duduk di lantai. Untung lantai kantin itu di lapisi keramik dan selalu si bersihkan selesai siswa siswi makan. Jadi kebersihannya masih terjamin.

"Ngapain lo selonjoran di situ woy? Kayak gak ada kursi aja. Depan lo kosong noh!" katanya tanpa peduli jika yang dia omeli sedang menangis ketakutan.

Kesal karena si bule tetap diam. Ia berinisiatif untuk membantu agar gadis itu berdiri. Sebenarnya bukan membantu juga. Dia menarik tangan si bule sedikit kasar.

Tepat saat dia memaksa gadis itu duduk di sebuah kursi. Sekitar sepuluh orang berpakaian serba hitam masuk ke area kantin dan menodongkan pistol ke arahnya.

"Jauhkan tanganmu dari gadis itu!" perintah pria yang paling dekat dengan mereka.

Alis Aurora terangkat keatas. Bukannya melepaskan. Ia justru mencekram lengan si bule hingga gadis itu memekik sakit.

"Ups! Maaf," ucapnya. Lalu berbalik badan untuk melihat siapa orang-orang itu.

Begitu melihat wajahnya, para pria tersebut langsung memucat.

Kenapa?

Ah, dia tau!

Wajahnya adalah milik seorang wanita legendaris yang sampai sekarang masih di takuti.

"Halo? Ada urusan apa sampai Agent lapangan seperti kalian datang ke sekolah ku? Apa ada hal penting?" tanyanya sopan.

"Ka-kau?"

Aurora mengangguk paham. Sepertinya dia harus memperkenalkan diri terlebih dahulu. "Perkenalkan. Nama saya Aurora Alexander Smith. Bukan Lussy Smith," ucapnya.

Semua melongo. Mungkin hanya Aurora orang yang masih santai padahal dia sedang di todongkan pistol dari segala arah. Bahkan sempat memperkenalkan diri.

Tidak ada sahutan. Hingga suara seorang pria dari arah luar membuat mereka menoleh. "RIA!" teriak orang itu.

Si bule ikut menoleh. Dia makin terisak begitu melihat pria yang memanggilnya tadi berlari memasuki kantin.

"Kakkk...." rengeknya.

Aurora menatap kedua manusia itu bergantian. Kemudian memutar bola mata malas. Drama.

"Ada apa?" tanya pria itu khawatir.

Si bule-Valerria namanya-senggunggukan sambil menunjuk Aurora. "I-I-Itu hiks..." tangisnya.

Lussy Smith: Psycopath GirlOù les histoires vivent. Découvrez maintenant