10. Harapan di Hari Ke-2

4.2K 183 3
                                    

Penyapu ✓

Pengepel✓

Ember✓

Kemoceng✓

Lap✓

Alat-alat kebersihan sudah terkumpul. Dan tanpa menunggu lama lagi, seluruh murid SMA Darma Bangsa serentak membersihkan kelas masing-masing.

Sekarang hari Jum'at. Dan seperti biasa, sekolah mereka mengadakan Jum'at bersih. Pihak sekolah akan memberikan waktu lima belas menit untuk membersihkan kelas. Kelas yang paling bersih akan mendapat hadiah, sedangkan yang kotor akan mendapat bendera hitam.

"Ayo, Semuanya, yang semangat dong!" seru Kent, bertepuk tangan demi menyemangati anak kelas 12 IPA 2, kelasnya.

Kent menghampiri Dion yang sedang mengelap kaca. "Yon, itu yang di pojokan dilap juga ya?" Lalu beralih ke teman sekelasnya yang lain. "Itu ada sampah gagang permen, pungut dong jangan dilewatin gitu aja," protesnya.

"Beginilah, begitulah, nye-nye-nye! Lo dari tadi mondar-mandir mulu. Ke sana kemari kayak Ayu Ting-Ting," cibir Dion.

"Iri bilang, Bawahan!" balas Kent.

Dion melotot, melemparkan kain lapnya ke arah Kent. Kent gesit menghindar.

"Lanjut kerja-lanjut kerja!" Kent mengembalikan lap yang dilempar Dion. "Gue gak terima ya kelas IPA dua dapet bendera hitam."

"Elo harusnya kerja juga, Kambing!" seru Viko yang sedang memeras pengepel. "Ngoceh sana-ngoceh sini, kerja kagak."

"Iya nih, Kent. Kerja juga dong." Anak-anak yang lain ikutan protes.

Kent menghela napas panjang. "Aduh, maaf ya, Teman-teman. Ketua kelas tugasnya memantau pekerjaan kalian. Gue sebagai ketua kelas yang baik harus memastikan kalian kerja. Paham?"

"Gue waketu, berarti gue juga mantau lah nemenin ketua," cetus Dion.

"Gue ketua keamanan, gue juga mantau lah!" Viko ikut-ikutan.

"Gue sekretaris kelas, gue juga lah!"

"Gue juga dong kalo gitu mah, gue kan bendahara!"

"Punten, ketua kebersihan nih, Boss. Senggol dong."

"Gue juga gak kerja lah woi! Jabatan gue lebih tinggi loh. Anggota. Gak akan ada ketua kalau gak ada anggota."

"SETAN! Kalo gak ada yang kerja, kapan bersihnya kelas ini? Mau gue pecat, hah? Mau gue ajuin ke kepsek supaya kalian pindah ke kelas IPS 7? Mau ketemu kembaran Dion, si Doni?!" Kent mengamuk.

"Enggak mau!" seru seluruh murid kelas 12 IPA 2.

Gara-gara keributan mereka, kelas tetangga jadi terganggu. Di koridor kelas dua belas IPA ini hanya kelas IPA 2 yang paling berisik. Kelas-kelas lain Tidak ada yang berteriak, mereka kerja dengan khusyuk. Kent bahkan mengira bahwa kelas-kelas sebelah anggotanya bermusuhan semua, soalnya jarang sekali berkomunikasi satu sama lain.

"Heh! Heh! Aing gak terima, ya, disama-samain sama Doni! Secara kan my face lebih handsome daripada dia. C'mon, Man, jangan kidding," Dion protes dengan bahasa alien.

"Dion, ini Bandung bukan JakSel," ujar teman-temannya.

"Dih. Bilang aja gak bisa speak English," cibir Dion.

"Wahh! Sok-sokan dia, Kent. Hajar pake bahasa kompeni, Kent, hajar!" Viko memanas-manasi.

"Sshhh ... Dion is gek. Negeer hem gewoon." Kent tersenyum jumawa.

Viko dan kawan-kawannya berseru mendengar Kent bicara bahasa Belanda. Meski mereka tidak mengerti artinya apa.

"Apaan khewon-khewon? Tawon maksud lo?" sinis Dion.

Dare or DareWhere stories live. Discover now