6

33.5K 2.5K 128
                                    

AWALI DENGAN VOTE
AKHIRI DENGAN KOMEN.

happy Reading.

****
Nata berbaris dengan tenang ,dia menengok ke belakang melihat Adel yang bergerak gelisah.

"Tenang Del, Bang iden gak gigit kok."Kekeh Nata.

Kedua temannya itu sebernarnya masih bingung bagaimana bisa Nata bisa memanggil Raiden seperti itu dan juga akrab begitupun dengan Ertha.

Sekarang giliran Nata berdiri didepan Raiden.

"Haii Bang iden."Nata Tersennyum manis.

"Nata mau tanda tangan."Nata menyodorkan kertas ditangannya.

"Bakat?"Tanya Raiden.

"Emmm Bakat Nata Main piano, jadi gak bisa dipraktekin disini, jadi Bang Iden langsung tanda tangan."Jawab Nata cepat.

Raiden mendengus ada ada saja manusia didepannya ini, Raiden menandatangani Kertas Nata.

"Udah cari dua lagi."Ucap Raiden datar.

Nata mengangguk."Bang, jangan datar datar, kasian teman Nata dibelakang Takut."

"Gak bisa."Sahut Raiden.

Nata terkekeh dan pindah Barisan, dia mengantri dibarisan Ertha.

"Panjang bangett."

Kita pindah ke Adel yang sedang gugup.

"Emm Kak."Adel menyodorkan kertasnya.

"Bakat?"Tanya Raiden datar.

Adel diam dia malah menatap Raiden yang menunduk dan sedang memainkan bolpoin.

Raiden mendongak merasa tak ada jawaban, dan mata mereka bertemu,Adel gelagapan sendiri.

"Cepet!"

"Bikin puisi."Sahut Adel cepat.

"Tunjukin."

Adel melongo dia salah bicara sepertinya.

"Gak bisa langsung, harus mikir dulu."Sahut Adel meremas roknya

"Mikir sekarang."Jawab Raiden.

Adel memejamkan matanya.

"Santai."Kata Raiden datar, dia tau gadis didepannya sangat gugup seperti yang dikatakan Nata tadi.

"Gimana bisa santai, Kakak bikin deg deg an."Sahut Adel refleks karna sangking gugupnya.

Dia melotot kala sadar apa yang dia ucapkan, Adel langsung menutup mulut nya wajah nya sudah merah padam.

Raiden berdehem."Puisi yang Bagus."

Raiden memberikan kertas yang sudah di tandatangannya.

Adel menerimanya dan segera pergi.

Nata masih menunggu gilirannya, didepannya ternyata Sherin.

"Dapat Berapa, Sher?"Tanya Nata.

"Ini yang terakhir."Sahut Sherin.

"Hah, cepet amat?"

"Sherin gitu lohh. "Ucao Sherin bangga.

Sekarang giliran Sherin maju.

"Nih kak Tanda tangan."Sherin memberikan kertas nya.

Ertha menatap Sherin."Bakat?"

"Dihh Bang Ertha sok galak gitu."Batin Nata tertawa.

Evanish (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang