60

13.2K 1.3K 269
                                    

Awali dengan vote!
Akhiri dengan komen!

Happy reading.

******
Mereka berdua duduk di kantin, duduk berhadapan.

"El kenapa dah?"Heran Nata.

Elang berdehem."Kamu udah liat vidio gajelas itu?"

"Ohhh itu, udah kenapa?"

"Ohh nggak papa."

Nata terkekeh."Nay gak marah kok, lagian ngapain Marah gajelas, jelas jelas Nay lebih tau gimana Olin dan El daripada yang nyebarin vidio."

"Kalau Nay marah, childish banget ga sih, terserah lah netizen mau bilang apa,ntar lama lama juga cape."

Elang mengacak rambut Nata."Belajar dari mana nih udah dewasa sekarang."

"Sembarangan Nay emang dewasa."Nata menepis tangan Elang.

"Tuh temen temen kamu."Elang berdiri.

Nata mendongak."El ga marah?"

"Kamu nya juga gak bakal bisa jauhin mereka apa gunanya aku marah, selama masih dalam pantauan aku, its okay."Ucap Elang dan beranjak pergi bergabung bersama teman temannya.

"Akhhhh shhh."Elang meringis, kepalanya tiba tiba terasa sangat pusing.

Berhenti sejenak, pandangan nya kabur, dia berusaha memfokuskan pandangannya.

"Lang."Panggilan dari teman temannya pun hanya terdengar samar.

"Kenapa tambah sakit ya."Batin Elang.

Setelah Pandangannya tak kabur dan pusing nya mereda Elang segera menghampiri teman teman nya.

*****
Pukul 8 malam Elang tengah mengendari motor nya,dia baru saja dari rumah sakit untuk konsultasi tentang kepala ya, tapi tanpa sepengetahuan siapa pun termasuk Mama papanya, dia tidak mau mereka khawatir.

Setelahnya di berniat menuju sebuah tempat, Toko Buku yang pernah Nata datangi.

Dia hanya mencoba siapa tau dia bisa menemukan si Marrel, karna Nata pernah bertemu dengan orang itu di toko buku.

Dia memarkir motornya di depan minimarket disamping toko buku, membeli minuman di minimarket.

"Gue harap ini sedikit membatu."

Elang berjalan menuju toko buku hendak membuka pintu, tapi pintu terbuka lebih dulu karna ada yang membuka dari dalam toko.

"Lo.... "Belum sempat Elang menyelesaikan ucapanya, orang itu mendorong Elang dan berlari pergi.

"Shit, woy!"Elang segera berlari mengejar.

Brukkk.

"Astaga apaan lagi!"Dumel Elang.

"Anjing jalanan umum woyy liat liat dong."Semprot orang yang ditabrak Elang orang itu berjalan santai di trotoar.

Elang yang familiar dengan suara itu menoleh pada laki laki yang jatuh terduduk itu.

"Alex?"

"Ternyata si pembunuh."Alex tersenyum miring dan bangkit.

"Gue lagi kejar pelaku yang sebenarnya Lex, lo bantu gue ayo."Ucap Elang.

Alex bertepuk tangan dan tertawa dendamnya begitu besar pada Elang rasa kehilangan nya begitu besar membuat kabut hitam menutup hatinya dan matanya, dia tidak akan mendengarkan apapun kata orang, tujuan nya hanya satu balas dendam.

Evanish (End)Where stories live. Discover now