71

10.7K 1.5K 621
                                    

Awali dengan Vote!
Akhiri dengan komen!

Lop you

Happy Reading

******
Hari ini memasuki minggu ke empat itu artinya satu bulan keadaan masih seperti ini. Sekolah libur.

Nata duduk di balkon dengan selimut membungkus tubuhnya,pukul 05.00 pagi Nata menatap kosong lantai.

Langit yang masih sedikit gelap,udara dingin yang menusuk kulit membuat suasana hati Nata semakin campur aduk.

"Tuhan,kapan kau beri kabar baik,kapan kau kembalikan El pada kita semua."

Harapan yang tak pernah sirna pada hati gadis ini.

Mario membuka pintu kamar Nata dan melihat adiknya yang duduk di kursi Balkon,Mario menghampiri dan berjongkok di depan Nata.

"Jangan bilang lo gak tidur lagi."Ucap Mario.

"....."

"Dari jam berapa disini?"

Nata menggeleng.

Mario menghela nafas dan membenarkan letak selimut pada tubuh Nata."Dek gue kangen tawa lo."

Nata hanya diam.

"Oh ya,Si sipit tadi telfon tanyain lo,ponsel lo gak bisa di hubungi."

"Nata aja gak tau ponsel Nata dimana."

"Astaga."

"Yaudah masuk gih,ntar agak siangan kita ke rumah sakit."

"Kenapa nggak sekarang?"

"Kata Om disuruh agak siangan."

Nata mengangguk samar.

"Yaudah,eh dibawah ada banyak camlian tau kesukaan lo,ada ice cream juga."

Nata hanya mengangguk.

Mario menghela nafas,dan mengusap kepala Nata."Jangan begadang lagi."

"Iya."

Sedangkan di rumah sakit Arga baru selesai bersih bersih,Airin masih terlelap,sedangkan Senja berada dirumah.

Arga menatap kalender kecil di nakas,dan beralih menatap Elang.

Arga berjalan menghampiri putranya."Hei Kapten,apa kau sudah lelah?"

"Apa kamu merasa kesakitan,apa kami menahan semua rasa sakit,kamu bisa berbagi itu dengan Papa."

"Kamu tidur terlalu lama."

Arga menunduk."Bukan Papa menyerah Nak,tapi kenyataan yang ada sekarang....."

Arga tak sanggup melanjutkan ucapannya.

"Maafkan Papa Nak,Papa bener bener minta maaf."Arga membungkuk menggenggam tangan Elang.

"Kami semua menahan kamu disini dan tidak memikirkan apa yang kamu rasakan."Gumam Arga.

"Walau berat Papa tidak bisa mengelak dan mengubah takdir."

Arga memilih segera keluar atau dia akan menganggu Airin.

Arga berjalan di koridor dan mengusap wajahnya kasar,matanya memerah.

"Ga."Genta yang hendak ke kamar Elang mengentikan Arga.

"Sayang kamu masuk duluan."Ucap Genta diangguki Dira.

Genta memeluk Arga ala cowo dan menepuk pundak temannya menguatkan."Lo tetap Papa yang terbaik."

"Ga lo bisa cerita apa yang lo pendem sama gue,dari dulu kenapa gak berubah selalu pendam semua sendiri!"

Evanish (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang