El untuk Nay

13K 1.1K 396
                                    

Berpisah paling menyakitkan adalah...
Saat dia melepasmu.
Karna Tuhan Memanggilnya.

~~NAY.

Maaf, Mungkin itu yang harus aku ucapkan.

Aku merasa takdir tak memihakku untuk selalu di sampingmu sampai menua,mencapai million dream yang kita impikan.

Aku menulis surat ini saat aku merasa akhir hidupku sudah dekat,saat aku lelah dan tak bisa menahan semua ini.

Jujur aku menangis,bagaimana aku bisa meninggalkan gadis kesayanganku,gadis ceria ,ceroboh penuh senyum yang tanpa lelah terus berlari di pikiranku.

Aku tau kamu akan sangat merindukanku nanti,benar?

Tapi percayalah Nay aku selalu di sampingmu,aku terus berjalan di sampingmu,tanpa kau tau nanti aku akan selalu mendekapmu saat kau bersedih,tapi jangan sampai kau bersedih aku tidak bisa menghapus air mata mu, dan menghiburmu.

Aku selalu ada dan mendekapmu setiap rasa rindu itu muncul dibenakmu.

Nay kamu ingat,saat kita berbicara akan bersama sampai kakek nenek,sampai kita punya cucu. Itu sangat lucu dan aku selalu berusaha mewujudkan itu.

Tapi takdir memutuskannya sampai disini,berakhir tanpa membiarkan ku menyelesaikan semuanya.

Nay aku selalu melarangmu,dan marah jika kamu dekat dengan laki laki lain. Tapi kini aku melepasmu sayang.

Suatu saat akan ada laki laki yang menggantikan posisi ku,yang akan menjaga dan menyayangimu dengan tulus,percaya. Tapi tetap El yang terbaik untuk Nay benar bukan?

Jangan nangis terus terusan Nay,Tersenyumlah seperti saat aku di sampingmu,Saat aku menghibur mu.

Dont be sad babe.

Nay cinta sejati El.

Relangga mencintaimu samapi nafas terakhir di pelukanmu.

Cinta sejati gak akan mati percaya itu.

Aku hidup di hati dan pikiranmu.

I love you and i Miss you.

~~El

*****
Di dalam kamarnya Nata terduduk di lantai memeluk buku itu dengan tangis yang menyakitkan,isakan tangis memenuhi kamar.

"Tuhan ini sangat menyakitkan."

"Hiks...."Nata mengepalkan tangannya dan berteriak.

Nata memukul mukul lantai dengan tangannya melampiaskan semua sesak di dadanya.

"Akhhhhh kenapa!"Histeris Nata.

"Kenapa kau tidak mengambil nyawaku juga!"

Nata menyandarkan kepalanya pada dinding,mendongak menatap langit langit kamar.

Mengulurkan tangannya menatap gelang berbandul bulan ditangannya.

Kenangan mereka di Bukit Bintang waktu itu saat Elang memberikan gelangnya untuk dijadikan kalung, itu terputar di otak Nata.

Canda tawa mereka masih terasa jelas suara tawa itu yang masih terekam jelas dipikirannya.

Menciptakan rasa sakit yang semakin mendalam.

"Bisa kah kita mengulang semuanya El."

"Nay kangen sama El."Nata memejamkan matanya merasakan dekapan Elang,seperti yang Elang katakan dalam suratnya,dia akan mendekapnya saat rasa Rindu ini muncul.

"El."Gumam Nata masih memejamkan matanya.

Nata membuka matanya kaget saat dia mencium bau parfum Elang,khas Elang.

"El!"Nata mengedarkan pandangannya.

Dan dia kembali lesu saat baru sadar tak jauh dari dirinya duduk ada hoodie milik Elang yang dia pinjam kemarin tersampir di kursi.

Nata menunduk dan mengusap tulisan tangan Elang di buku itu.

"Kamu sudah pergi jauh, tidak ada cara lagi untuk bisa menggapai mu lagi, bahkan melihatmu lagi."

"Aku hanya meminta pada Tuhan, jaga Laki laki yang aku cintai disana, buat dia bahagia disana, jangan biarkan merasakan sakit lagi."

*****

El

Nay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nay

Nay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Evanish (End)Where stories live. Discover now