38

18.9K 1.4K 160
                                    

AWALI DENGAN VOTE!
AKHIRI DENGAN KOMEN!

YAK

Happy Reading

******
Nata masuk kedalam, diteras dia melihat mobil Papa dan Mamanya. Dia akan menceritakan semua kejadian tadi pada Mamanya. Dia ingin tidur bersama Mamanya Nanti.

Harapan iti sirna seketika saat melihat keadaan ruang tamu.

Nata terdiam nafasnya memburu."Mah, Pah."

Ruang tamu sangat kacau semua berantakan seperti baru saja terjadi pertengkaran hebat.

Banyak pecahan Kaca dari vas bunga.

Nata menangis dia mengambil pigura kecil yang pecah berisi foto dirinya Mama dan Papanya dulu.

"Hikss.... Mah Pah Nata kangen Mama sama Papa."

Nata mendengar suara orang tuanya dari kamar mereka.

Nata berdiri didepan pintu kamar orang tuanya, semenjak mereka jarang dirumah, mereka memilih pindah ke kamar bawah.

"Kenapa kamu selalu menghalangiku saat aku akan bertemu dengannya, dia juga anakku."

"Kamu tidak tau apa yang aku rasakan sebagai istri!"Marah Mamanya.

"Nata putriku yang hebat jangan bandingkan dia dengan anakmu itu!"

"Dia bisa apa!"Sinis Papanya.

Nata membekap mulutnya tangisnya sudah tak bisa ditahan.

"Hiksss... Papa."Nata berjalan mundur, dia tak percaya dengan apa yang dia dengar.

Nata menggeleng."Nggak mungkin Papa cuman papa nya Nata."

"Papa gak sayang sama Nata lagi."Nata semakin menangis.

"Awhhh Shhhh."Naya meringis kala merasa kakinya menginjak pecahan kaca yang berserakan dilantai.

Melihat pintu akan dibuka Nata berlari ke kamarnya dan menguncinya.

"Hikss... Hiksss.. Papa jahat."Nata duduk ditempat tidurnya.

"Apa yang terjadi sebenarnya."Nata menangis sejadi jadinya. Dia takut keluarganya hancur dan berpisah. Dia ingin semua seperti dulu hangat dan penuh perhatian.

"Nay butuh El."Gumam Nata.

"Nata."Ketuka pintu di barengi suara khawatir Mamanya.

Nata menggeleng dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Nggak, Nata gak mau."Nata meremas selimutnya.

"Nata sayang, Bisa mama Masuk?"

Nata diam dia merasa takut."Hikss... El."

Dikediaman Addison.

Elang duduk di Balkon.

"Kenapa gue jadi marah ke Nay."Gumam Elang.

"Gue pusing udah masalah Cela sulit banget kebongkar, ditambah tadi Papa mulai kasih tugas tentang perusahaan."Elang mengacak acak rambutnya.

"Elang."Suara Lembut dari membuat Elang menoleh.

"Iya Ma?"

Airin mengusap kepala Putranya."Udah malam loh, kenapa belum tidur?"

"Belum ngantuk."

"Kamu kepikiran tugas yang dikasih Papa?"Tanya Airin.

Elang diam.

"Gak usah terlalu dipikirin, itu buat ngelatih kamu aja, kamu nanti kan yang nerusin perusahaan Papa."Ucap Airin.

Evanish (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang