09 #Kikuk

4K 237 0
                                    

Setelah selesai futsal, Billar memilih pulang terlebih dulu, alasannya klise; soal keluarga.

Padahal, sekarang Billar sedang di pusat perbelanjaan. Di tengah korona, di mana pun akan diberlakukan protokol covid, apalagi di tempat umum seperti ini. Untung saja saat sudah futsal, Billar pergi mandi di kamar mandi stadion. Jadi, tidak perlu pulang terlebih dulu. 

"Kasih apa ya? Udah h min berapa ini menuju ulang tahunnya?" Gumam Billar dibalik masker mulutnya. 

"Ada yang bisa dibantu? Cari apa mas?"

"Eh, umm, apa ya? Itu mbak, eu gimana ya?"

"Iya mas??"

"Hadiah ulang tahun buat perempuan umur duapuluhan apa ya mbak?" Tanya Billar begitu lamban.

"Ooh, untuk pacarnya?"

"Eu, b-bukan. Itu,buat saudara saya~"

"Baik, ayo ikut saya mas!"

Billar pun mengikuti arah jalan sang pelayan toko.

"Di deretan rak-rak ini, mas bisa pilih."

Billar pun langsung mengedarkan pandangnya ke penjuru rak. Ada deretan tas, sepatu, baju, hijab, dan kosmetik.

Dari semua ini? Mana gua tau apa yang Lesti suka, ukuran apa yang dia pake.  Hijab boleh juga nih, batin Billar menimbang. 

"Eh, mas ini ... mas Rizky Billar? Yang viral sama Lesti itu, yang ganteng itu!"

"Aduh, pake kenal segala. I-Iya mbak, ini saya. Tapi saya mohon jangan berisik, saya mohon~"

"Aduh, maaf mas maaf. Tapi, saya boleh minta foto?"

"Iya nanti, pas saya udah bayar yaaa,"

"Oke oke, ya Allah., gusti. Oh iya mas, ini kado untuk sodara mas apa untuk mbak Lesti nih?" 

"Mbak, saya ke tempat lain nih."

"Eh eh jangan mas ganteng, saya balik ke meja kasir aja."

"Bagus kalo gitu," gumam Billar lalu kembali fokus ke deretan rak. Billar pun meneliti ke setiap penjuru yang ada.
"Beli ini ajalah~" putusnya.

Barang yang Billar beli pun dibawa oleh pelayan, lalu pelayan yang tadi menciduk identitas Billar menagih meminta foto. Otomatis pelayan yang lain ikut-ikutan, ditambah pengunjung toko juga.

"Aduh, jadi gini sii," gumam Billar linglung. 

Setelah terlepas dari para fans, Billar segera bergegas ke parkiran, memasuki mobil bmw putihnya dengan terburu-buru,
"Semoga suka ya dede~" harap Billar sembari memandang calon hadiah untuk yang nyatanya adalah untuk Lesti. 



.
.







Indosiar. Stasion tv nasional yang merayakan ulang tahun Lesti secara langsung, tayang tepat pada tanggal spesial Lesti, di jam delapan malam Waktu Indonesia Barat. 

Ada 21 kado yang Lesti dapat, Billar termasuk di dalamnya.

"Inilah kado berikutnya! Siapa ya?~"

Ternyata Billar yang muncul dengan sebuket bunga di tangan. Menyapa dibarengi senyumnya.

"Selamat ulang tahun~"

"Terima kasih," ujar Lesti mengambil alih buket yang Billar berikan dengan kikuk dan masih terkejut.
"Katanya-"

"Katanya apa?" Sela Billar.

"Katanya lagi sibuk?"

"Iya sibuk siapin semua, buat kamu."

Semua pun hanya mencie-cie, dan bersorak girang.

"Kalian gemesin iiih," seru Jirayut, salah satu host di acara istimewa Lesti ini. 

"Udah kayak kenal lama gitu," timpal Irfan.

"Hari! Billar aja kasih bunga, kok Hari gak bawa apa-apa?" Julit Ramzi dimulai.

"Ya kan aku kasih lagu abi, spesial."

"Tapi seharusnya lagu itu saya yang nyanyiin buat dede," sahut Billar.

"Ciaciaa, persaingan panas!" Seru Gilang mengompori.

"Coba versi Billar lagunya~" sahut Ramzi. 

"Saya? Oke, ayo~" ujar Billar pada Lesti,
"Sama kamu~"

"Ow duet gitu?" Sela Irfan rempong.

"Memandangmu~ kamu juga dong.."

"Walau selalu~"

Billar malah meminta Lesti tetap melanjutkan.

"Tak akan pernah beri, jemu di hatiku~"

Billar seketika terpana, sampai greget mengepal dua tangannya dan seakan seperti digigit oleh diri sendiri.

"Indah banget," ucapnya tak bersuara dibarengi dengan gelengan takjub.

Segmen berikutnya, Lesti, Billar, dan Hari ditemani artis lain mempersembahkan drama musikal.

Dalam adegan, Lesti duduk di bangku taman, tengah gundah dan gelisah dengan kisah hidup di bagian percintaan. Tak lama, Billar muncul.

"Boleh ... aku duduk?"

"Iya, boleh."

Setelah duduk, Billar memandang Lesti dengan anggukan sertai senyum, Lesti membalas dengan hal sama. Billar merapatkan duduknya.

"Jadi, gimana? Kamu ... mau kan terima aku? Aku juga butuh kepastian."

"Aku ... belum siap membuka hubungan yang baru.."

"Iya aku tau, tapi kamu juga harus tau kalo aku tuh sayang sama kamu. Kamu gak perlu jawab sekarang, aku bakal tunggu jawaban kamu."

Tak lama, Hari datang dengan bernyanyi.

Setelah selesai menyanyikan lagu yang bermakna meminta kepastian terhadap Lesti, Billar menegur.

"Lo siapa?"

"Gue seharusnya yang nanya lu, lu siapa?"

"Gua ... gua pria yang sedang mencoba membahagiakan Lesti." Ujar Billar mantap. 

"Gue-"

"Apa?!"

"Pria yang coba ... untuk menyembuhkan luka dia."

"Terus mau lu apa?!"

"Euuuu udah udah stop! Kenapa jadi berantem?! Dede gak mau sama kalian berdua!"

"Loh kenapa?" Tanya Billar.

"Karena ... dede bahagia dengan hidup dede sekarang, bebas, dede bisa lakuin apa aja! Dede bahagia!"

Billar dan Hari sama-sama bingung.

"Hari dan kak Billar cari perempuan yang lain aja, yang lebih baik dari dede~"

"Loh loh!" Klaim Billar tidak terima.

"Eh Lesti udah nolak elo!"

"Dia juga nolak lo!"

"Udah tinggalin dede sendiri!"









.
.








Backstage...

"Widih, keren banget kalian, kak Lesti saking bingungnya jadi gak bisa pilih," oceh Putri, salah satu alumni audisi dangdut juga.

"Yang keren tuh kak Billar, bener-bener aktor dia," puji Lesti.

Mendengar hal itu, Billar yang baru saja dirapihkan rambutnya tersenyum kecil, mesem.

"Dede juga keren, Hari juga, semuanya keren. Gak kikuk kita~" balas Billar.
Tapi kakak yang kikuk, haduh Lar~ payah, batin Billar begitu terserang pesona Lesti saat penampilan drama musikal tadi. 


















Bersambung...

Takdir Sesungguhnya | LESLARWhere stories live. Discover now