42 #Yakin?

3.1K 225 3
                                    

Pagi yang menjadi bahagia bagi leslar lovers sepertinya, karena banyak vitamin dari leslar.

Hari ini, Billar dan keluarganya walau tidak semua kakaknya ikut, mengajak Lesti beserta kakaknya, Beni. Tak lupa juga Yuli yang selalu ikut siaga.

Lembang.

Sebenarnya, semua pun tidak tau maksud dari semua ini.

Tapi dari foto sampai video yang beredar, mereka tengah berada di sebuah tempat menginap. Sepertinya akan memakan waktu beberapa hari di sana.

"Udah rapihin barang-barangnya?" Tanya Billar.

"Udah, ini mau ke mana?"

"Mau pada makan katanya, kamu juga laper kan?"

"Iya, ya udah semua aja berangkat."

Mereka pun pergi ke sebuah rumah makan sunda, yang pernah didatangi.

"Om~" sapa Lesti dengan sopannya,

"Nak, belum sempat berkenalan kita~"

"Ah iya om, saya Lesti~ salam kenal."

"Masya Allah., manis sekali."

"Amiin, alhamdulillah~ gimana kabarnya om?" Tanya Lesti mengalir saja.

"Baik alhamdulillah~ di sini suasananya berbeda~"

"Alhamdulillah~ semoga betah ya om tinggal di Cibubur." 

"Amiin, iya itu hal baru."

"Hehe, iya~ dingin ya om? Ya Allah., ibu juga sampe kedinginan."

"Gak apa-apa, ini sedikit kok dinginnya~" jawab ibu Billar.

"Ah ibu so kuat~" celetuk Billar dengan candanya.

"Kakak~ gak boleh gitu sama orangtua~"

"Wah, kakak? Manis sekali panggilannya." Ujar ayah Billar.

"Ah ayah udah tau juga panggilan dede ke Iky~"

"Oww berarti suka ceritain dede ke ayah juga?" Seru kakak Billar mengompori.

"Waduh, apaan nih goreng-goreng, pake segala keceplosan lagi~" 

Pesanan pun datang, mereka kini sibuk menikmati makan.




.
.






Hari semakin siang, hingga menyentuh malam.

Mereka kembali makan, untuk makan malam.

"Kapan nih Bi?"

"Apanya bang? Makan aja, habisi itu~"

"Jadiin dede menantu~"

"Eh, bergurau terus kau ini, gak baik bicara sambil makan~"

Lesti yang mendengar tektokan adik kakak ini hanya bisa menanggapi dengan senyum dan tawa kecil.

"Jangan di denger dede, halu ini abangnya kakak~"

"Iya iya, santai pak~"

Billar pun mengusap bahu Lesti,
"Mmm.."

"Hmm?"

"Gak jadi deh, makan lagi aja~"

"Dih, suka bikin penasaran, heran."

"Gak~ itu, cuma seneng aja. Ini kita nginep bareng keluarga kakak, bareng a Beni, kayak apa ya~ ah gitulah~"

"Dih gemes sendiri, seneng ya liat muka dede lama?"

"Pede banget ini si mungil~" 

"Ih, ngejek?"

"Enggak, itu panggilan gemoy~"

"Perasaan banyak banget panggilan buat dede, repot deh ah."

"Eh eh malah asik ngobrol ini~" celetuk ayah Billar.

"Eh enggak pa, ini dede minta disuapin Billar katanya, kan malu ada kalian di sini~"

"Iiih kakak! Mana ada! Enggak, i-itu bohong~" desis Lesti dan membela dirinya dengan tetap menjaga image.

Makan malam sudah selesai, mereka kembali ke tempat menginap, Pondok Kulawarga.

"Foto-foto yuk~ buat jadi kenang-kenangan~" ujar kakak dari Billar.

Mereka pun mengatur posisi, ibu Billar duduk di antara Lesti dan kakak Billar, sementara Billar duduk di samping Lesti, sisanya berdiri di belakang sofa.

"Dede dingin bukan? Eh sebentar~ Iky mau ambil hoodie dulu," ujar Billar beringsut pergi dan kembali dengan hoodie hitam bermerk off-white,
"Pake hoodie kakak nih~" ucapnya menyerahkan pada Lesti. 

"Ih, ngerepotin, gak apa-apa kakak~ gak usah."

"Pake, hargai ini~ udah diambilin."

Setelah selesai, mereka mulai berpose di depan kamera. Oke, sudah.

"Eh eh jangan di lepas, udah pake aja."

"Tapi, dede bawa kok, ada di tas~"

"Ribet, udah yang kakak aja~ gak apa-apa kali,"

"Terus kakak?"

"Ini kakak pake hoodie, tenang~ masih ada kok. Sekarang dede istirahat gih~"

"Ya udah kalo gitu, dede pinjem ya~"

"Iya sayang~"

"Ih ih ihhhh, jangan gituuu~"

"Gitu aja kau baper, bagaimana abang ajak kau nikah~"

"Ih suka deh, dari tadi kakak banyak pake logat Medan, seneng dengernya~"

"Seneng dengernya sampe jadi inget yang itu?"

"Hehh, enggak lah!~ jangan dibahas lagi, kan udah ada yang baru~"

"Hah? Siapa tuh yang baru?~"

"Yang ini." Tunjuk Lesti terang-terangan pada Billar.

"Yang mana si?!" Tanya Billar menengok sana-sini.

"Yang pake hoodie putih, yang minjemin hoidie itemnya~"

"Eh. Si ganteng Rizky Billar, bukan?"

"Haduh, iya kali?"

"Gak boleh gitu, pamali. Ini calon loh~"

"Calon siapa emang??"

"Calonnya yang dipinjemin hoodie~"

"Hahh gak mau kalah nih digombalinnya~"

"Iyalah, masa kalah. Kakak ini selain ganteng, baik, rendah hati, senyumnya indah dan menawan-"

"Kenapa jatohnya jadi puji diri sendiri ya?"

"Astagfirullah., khilaf aa~"

"Aduh aduh si kasep~" *ganteng

"Eh naon geulis?~" *apa cantik 

"Udah mulai fasih ya pelafalan bahasa Sundanya?~"

"Iya dong, kan harus itu."

"Hah? Gimana?~"

"Kita kapan sih ngomong serius, aduh becanda mulu perasaan~" dengus Billar akhirnya.

"Si aa gak sabaran ini~ ya kita kan emang gesrek orangnya, gak bakal pernah bisa serius~"

"Yakin?" 




















Bersambung...

Takdir Sesungguhnya | LESLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang