13 #Kangen

4.2K 271 11
                                    

Lesti dan keluarga baru saja meninggalkan rumah untuk pergi ke Bandung.

"Masa Eno? Mau apa tuh?" Tanya Yuli dibalik telepon.

"Iya, banyakan, mau rayain ulang tahun sekalian kumpul-kumpul."

"Ooh, aduh kok bisa sama-sama ke Bandung gini sih," oceh Yuli.

"Ya mana gua tau, udah ya gua mau otw nih sama Billar~"

"Oke, hati-hati~"

"Siap!"


.
.







Bandung.

"Kita nginep gak sih?" Tanya Billar.

"Yoi, nginep semalem." Jawab Ady.

"Adit yang bayar, dia kan yang ultah!" Celetuk Harris.

"Eh tolong itu paruhnya diem!" Celetuk Adit.

"Buset, lo kira gua burung, punya paruh." Sergah Harris berlaga tidak terima.

"Buwung apa?" Tanya Billar bercanda.

"Buwung puyuh~" jawab Ady dan mereka jadi tertawa.

Tak terasa sudah malam.

Billar dan teman-temannya berada di balkon yang berhadapan langsung dengan keindahan alam. Angin bertiup begitu dingin menyentuh kulit.

"Ngapain lo ke sini? Lo bakar jagung sana!" Usir Harris yang sedang mengatur meja dengan Adit.

"Biasa aja kali, masa gua harus mantengin jagung terus, biarin aja ribet lo!" Maki Ady.

"Ada apa sih ribut-ribut? Barusan bang Ichal dm gua, dia gak bisa dateng, ada acara katanya." Seru Billar.

"Udah tau!" Jawab Harris, Adit, dan Ady serentak.

"Ya udah sih."

"Happy birthday Adit! Happy birthday Adit!~" seru beberapa orang dan menghampiri Adit.

"Anjir, pada boong. Katanya pada gak bisa dateng?"

"Masa iya sih harus jujur, kan kejutan!"

"Waduh, tapi thanks ya, aduh~"

"Tiup lilinnya doong!"

Adit pun berdoa setelahnya meniup lilin. Ada beberapa kue yang dibawa untuknya.

"Kalian berangkat jam berapa ke sini?"

"Ya abis asar kayaknya,"

"Haduh, gue sempet bete karena yang ada cuma Harris, Billar sama Ady. Rese lo pada!"

"Ya namanya juga kejutan, berarti berhasil dong? Hahahaa~"

Sementara itu, Billar pergi agak jauh karena ada telepon masuk.

"Ada apa Eno?"

"Kenapa gua sampe gak dibawa juga ke Bandung? Parah sih lo~"

"Maaf maaf aja No, abis dari sini gua ada sesuatu yang penting, bukan bermaksud apa-apa, tapi untuk kali ini gua mau lo istirahat dulu sejenak, baik kan gua ngasih waktu istirahat?"

"Apaan sih, belibet omongan lo?"

"Pokoknya, gua ada hal yang harus diselesaiin."

"Ck, ya udah ya udah. Padahal kalo gua ikut bisa bikin konten di sana, lumayan kan?~"

"Hmm, lain kali aja."

"Eh iya, tadi gua teleponan sama Yuli, katanya dede di Bandung juga. Tau gak lo?"

"Huh. T-Tau, kan kita kontekan."

"Anjay, gak ada rencana ekhem mampir gitu?"

"Ngomong lo, mau ngapain anjay?"

"Yaa niatan silaturahim, wah wah pikiran lo laen ya bos?"

"Idih, pecat juga nih."

"Woy, jaga omongannya, udah ah gua mau makan nih~"

"Ya udah, lagi di mana emang lo?"

"Rumah makan Padang. Nanti lagi ya bos~"

"Ya udah."

Telepon pun diputus. 

Billar pun kembali ke teman-temannya. Kini mereka tengah memakan jagung bakar, ada yang merokok, meminum wedang karena malam semakin dingin.

"Gua mau kuenya napa, potongin Dy!" Titah Harris.

"Gak sopan nyuruh!"

"Kita kan soib, cepetan!"

"Rese lo."

"Gua ganteng dan gua diam." Kekeh Harris.

Billar yang di sisi Harris hanya diam sembari sesekali meminum air putih dari gelas yang dipegangnya. Harris menyiku tangan Billar.

"Kenapa?" Tanya Harris tersirat khawatir dan peduli.

"Enggak, dingin aja."

"Jomblo sih~" celetuk Ady.

"Bangke lo!" Dengus Billar ringan.

"Nanti cerita ya!~" Pinta Harris berbisik.

Billar mengangguk.  





.
.








Billar dan Harris masih di balkon, dan yang lain sudah tidur.

"Udah gak ada siapa-siapa selain kita, ayo cerita!"

"Lesti ada di Bandung."

"What? Terus apa yang bikin sahabat gua ini jadi diem gundah?"

"Gua kangen dia."

















Bersambung...

Takdir Sesungguhnya | LESLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang