66 #Kenapa?

3.2K 324 24
                                    

Halo halo!~ hehe

Kangen gak? Enggak yaaa :D wkwkw~ alhamdulillah nih aku utsnya udah selesai, gitulah~

The power of leslar! Kawal terus yaaak! Semoga selalu suka~ terima kasih yang udah selalu baca, kasih bintang, dan komen. Semoga kebaikan selalu menyertai kalian, amiin~

oke cussss deh~ selamat membaca!!!!!






.
.
.












Pagi yang mendung, sama seperti air wajah Lesti.

Entah sudah ke berapa kali Lesti melamun dan menangis.

"Makan ya~" ujar sang ibu, karena saat Yuli, Beni, sampai sang ayah yang meminta, Lesti hanya menggelengkan kepala, disodori suapan pun tidak ada niatan membuka mulut. Kini, responnya pun sama terhadap sang ibu,
"Dengan gini, sama aja jahatin calon bayi yang di perut. Ibu hamil itu perlu makan teratur, ini teteh dari semalem gak makan."

Lesti hanya melirik sekejap dan kembali ke posisi semula, melamun menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong.

"Ayo dong nak, jangan kayak gini, kasian sama bayi teteh yang masih rentan. Mama pas hamil a Beni, teteh, sama Redi, justru diperhatiin betul semuanya, terutama soal makan. Makan ya~" 

Lesti menggeleng.

"Ya Allah neng~ mama paham pisan apa yang dirasain. Berat, tapi ya gimana, kamu harus sabar dan kita berdoa terus, ini ujian di pernikahan kalian," ujar ibu Lesti berkaca-kaca.  

Lesti kembali menitihkan air mata, tangannya pun terulur memegang perutnya yang masih rata,
"Gak apa-apa teteh sakit, gak apa-apa bayi ini ilang, idup teteh juga udah ancur."

"Astagfirullah~ istigfar! Gak boleh bilang kayak gitu, mama gak pernah ngajarin dede ngomong gak baik, Allah gak bakal suka."

Lesti beristigfar dalam tangisnya.

"Anak itu rezeki, keberkahan, pelengkap pernikahan kalian, jangan ngomong gitu lagi."

Lesti terlihat menyesal, kepalanya menunduk memandang perutnya,
Maafin mama ya sayang, maafin mama udah jahat, udah bikin kamu sakit hati, mama gak akan ngomong gitu lagi, maaf yaa~ batin Lesti pada calon bayi di perutnya. 

"Mending sekarang makan, ya?"

Lesti akhirnya mengangguk, sang ibu pun menyuapinya. Setelah selesai makan, Lesti pergi ke rumah sakit bersama Beni, padahal awalnya semua meminta Lesti istirahat saja. Alhasil, sekarang Lesti dikerumuni wartawan.

"Dede~ apa kabar?"

"Dede dede, gimana keadaan mas Billar?"

"Semoga kak Billar cepet sembuh yaa~"

"Dede, apa benar Billar amnesia? Jawab dede~ berita tersebar itu benar adanya, kan?"

"Iya dede~ ada kabar bahagia juga ya? Dede lagi hamil ya~"

"Waah, selamat dede~"

"Mas mbak, saya mohon bubar yaa~ kasian adek saya," ujar Beni. 

"Mas mba, jaga jaraknya! Jangan terlalu berisik, ini rumah sakit!~" ujar security rumah sakit.

"A Ben, jawab dong a, jawab~ apa berita yang beredar itu benar?"

"Doain aja yang terbaik, kakak baik-baik aja. Iya alhamdulillah dede lagi hamil~ ya udah, dede pergi dulu yaa, makasih semua~" sergah Lesti lalu meninggalkan para wartawan.

"Dede dede!~"

"Nanti lagi yaa, udah dijawab tuh sama adek saya, kita pamit dulu~ makasih~" ucap Beni berlalu menyusul Lesti.

Takdir Sesungguhnya | LESLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang