6. Heboh

1.1K 140 13
                                    

Suatu hal menghebohkan berembus kencang di SMA Akasia. Mulut ke mulut, kuping ke kuping. Berita itu sontak menjadi bahan perbincangan yang begitu melambung tinggi. Tatapan yang tampak senang dari yang tak suka, sebaliknya tatapan kesal ditujukan untuk yang mendukung.

Langkah santai bak seorang putri dari negeri dongeng. Namun, seketika berhenti menyipitkan netra dan perlahan melirik kanan, lalu kirinya. Merasa heran dengan pandangan siswa siswi terhadap dirinya. Ada apa, ada yang salah?

Zalfa merasa sudah berpenampilan rapi dari rumah. Jika sudah rapi, lalu kenapa seperti ada yang salah terhadap dirinya?

"Zalfa!" panggilan dari Aiyra langsung membuyarkan pikirannya. Membuat Zalfa menoleh, menanggapi.

"Kamu kenapa lari-lari?" Zalfa membawa tangannya, merapikan rambutnya.

"Gawat! Ini gawat!"

"Gawat apa?" Zalfa masih tak paham dengan apa yang dikatakan Aiyra.

"Ayo, ikut aku!" ajak Aiyra dan segera menarik Zalfa dari sana.

Mereka berjalan cepat menuju salah satu ruangan yang berada cukup pojok. Tak begitu lama sampai mereka telah berada sedikit jauh dari sana.

"Loh, itu ruang cctv, memangnya kenapa?" Zalfa masih tak paham. Tampaknya gadis itu masih tidak terpikir apa pun.

"Kamu ingat, nggak, soal kemarin?" tanya Aiyra.

Zalfa mengangguk mendengar pertanyaan Aiyra. Bagaimana dia bisa lupa dengan aksi yang menyenangkan itu? Memberi pelajaran yang pantas didapat oleh Almaira, siswi baru dan menyebalkan!

"Iyalah, memangnya kenapa?"

"Masih nggak ngerti juga, hubungannya dengan ruang cctv? Kita sekarang dalam masalah besar!" ucap Aiyra.

"Cctv?" Zalfa mengedarkan pandangan ke arah ruangan tersebut dan tak lama, dia pun paham dengan maksud Aiyra kalau seandainya Cctv berada di sekitar perpustakaan. Maka, mereka memang dalam masalah! "Oh, astaga! Lalu harus bagaimana?"

Aiyra mengusap wajahnya kasar. Bingung harus bagaimana, dia juga tidak tahu akan apa? Tak ada rencana b atau c kemarin.

Zalfa yang melihat ke arah ruang cctv itu langsung membulatkan mata, saat melihat dua orang siswa dan siswi keluar bersama penjaga ruang tersebut.

"Balik, balik!" ucap Zalfa yang langsung membalikkan badan diikuti oleh Aiyra. "Jangan sampai mereka melihat kita ada di sini. Sebaiknya kita pergi," lanjutnya dan segera melangkah meninggalkan tempat tersebut.

Namun, baru beberapa langkah saja sosok pemuda dari depan mengejutkan Zalfa dan Aiyra.

"Mau ke mana?"

"Azlan! Kok, kamu di sini?" Zalfa tampak melirik ke kanan dan kiri, lalu tersenyum manis mencoba menyembunyikan perasaan gelisah yang hadir di dalam dirinya.

"Kenapa? Takut ketahuan, ya?" ucapan Azlan sukses membuat Zalfa makin terkejut.

"Aa--pa maksudmu?" Zalfa masih berusaha tenang.

Azlan melirik Aiyra yang hanya diam di samping Zalfa. Tak berani bicara, memilih diam mungkin lebih baik saat ini.

"Zalfa!" panggilan dari belakang membuat Zalfa dan Aiyra berbalik, Azlan pun mengalihkan pandangannya ke asal suara.

Tampak Luna dengan ekspresi kesalnya. Dia dan ketiga orang lainnya menghampiri Zalfa, Aiyra, dan Azlan.

"Kenapa kamu kunci Alma di perpus, hah? Kamu jahat banget tau, nggak!"

"Tau, tuh! Memangnya dia buat salah apa sampai kamu begitu?" Nabila ikut menimpali.

Zalfa mengembuskan napas kasar, memutar bola matanya malas. Kesal? Iya, Zalfa pun kesal mendengar perkataan Luna juga Nabila. Kedua gadis yang terlihat akrab dengan Alma dan bisa dikatakan sudah menjadi teman dekat Alma.

Argia (Tamat)Where stories live. Discover now