Memberikan Hak

25.5K 853 2
                                    

Mahen dan giana baru sampai di rumah jam delapan malam, dan giana benar benar sedang dalam mode merajuk sekarang ini karna mahen membuatnya bosan dengan menunggunya ber jam jam di kantor

" Ngambek " ucap mahen saat giana mendahuluinya masuk kedalam rumah

" Tauu " jawabnya ketus

Giana langsung menaiki tangga menuju kamar mereka tanpa menunggu mahen lagi setelah sampai di kamar giana langsung masuk kedalam kamar mandi.Lima menit berlalu dia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuh indahnya dia berjalan mendekati mahen

" Kak mandi dulu sana " ucapnya menepuk bahu mahen

" Hmm " mahen langsung bangun dan masuk kedalam kamar mandi

Setelah memakai bajunya giana turun ke bawah untuk menyiapkan makam malam

" Malam bi " ucap giana

" Malam non " jawab bi tuti

" Gia bantuin ya " ucapnya, dan bi tuti hanya menganguk karna menolak juga percuma

Saat sedang menata makanan di atas meja tiba tiba ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang " Eh.. " kaget giana dia menoleh kesamping ternyata itu adalah ulah sang suami

" Masak apa ? " tanya mahen menempelkan dagunya di bahu giana

" Kak ada bibi tuh,malu iihh " giana mencoba melepaskan pelukan mahen namun mahun engan

" Kak lepasin " mahen tertawa karna berhasil mengoda istri kecilnya itu,dia lalu melepaskan pelukanya dan duduk menyantap makan malam mereka




Mahen dan giana kini sedang berbaring dengan saling memeluk " Giana " panggil mahen

" Hm " dehem giana,mersakan betapa nyamanya berada di pelukan lelaki ini

" Kamu jagi ambil beasiswa kamu ? kalau memang kamu mau dan itu cita cita kamu, saya tidak akan melarang kamu,saya tidak mau egois"

Giana melepaskan pelukanya dan menatap mahen lekat " Kakak mau ceraiin giana ya ? " ucap giana takut,jika mahen mengizinkanya untuk kembali melanjutkan beasiswa yang telah di setujuinya tanpa sepengetahuan mahen berarti itu tandanya mahen akan menceraikanya

Mahen mengecup bibir giana berkali kali " Kan saya sudah bilang jangan ucapin kata itu lagi giana "

" Saya tidak akan menceraikan kamu,saya cuma memberi kamu kebebasan untuk mengapai impian kamu,kalau masalah saya, nanti bisa sesekali kesana mengunjungi kamu " ucap mahen mengelus pipi istrinya kecilnya itu

Giana mengeleng dan kembali memeluk mahen erat " Gak,gia gak mau giana mau disini aja sama kak mahen.Giana gak jadi kuliah di luar negri,giana kuliah disini aja.Giana gak mau jauh dari kak mahen giana sayang sama kakak hikss " jawab giana dia menangis

" Loh kok nangis "

" Gia gak mau ce_" mahen kembali mengecup bibir giana " Saya kan sudah bilang berhenti ucapin itu giana "

Giana menganguk dan membalas kecupan mahen,saat akan melepaskan kecupanya mahen menahan tengkuk giana,dan melumat bibir giana.Giana yang terbuai dengan ciuman mahen dia mengalungkan tanganya di leher mahen.Ciuman mahen turun di leher giana,menciumnya dan mengisapnya sehingga tercetak tanda kepemilikan disana

Mahen naik ke atas tubuh giana dan kembali melumat bibir giana,tangan mahen masuk kedalam piyama giana mengusap punggung giana lalu membuka pengait bra giana

" Boleh " ucapnya serak dan menatap mata giana dalam

Giana menelan salivanya melihat tatapan mahen penuh dengan gairah,apa ini sudah saatnya dia memenuhi kewajibanya sebagai seorang istri,yaitu memenuhi kebutuhan batin sang suami

Giana tersenyum lalu mengalungkan tanganya di leher mahen kemudian menganguk " Iya " jawabnya

Tanpa menunggu lama mahen langsung melepaskan bra giana yang sudah di bukanya tadi kemudian membuka semua pakaian giana dan juga pakaianya

Kamar itu sekarang dipenuhi dengan desahan desahan sepasang pengantin yang sedang menyalurkan rasa cinta mereka satu sama lain

Sudah lebih dari dua jam mahen beramain di atas tubuh giana,membuat giana sudah tidak lagi bertenaga,dan saat akan pelepasan mereka yang kesekian kalinya mahen mempercepat gerakanya

" Ahh...aahh " desah mahen giana saat pelapasan itu datang.Mahen ambruk di atas tubuh giana tanpa melepas penyatuan mereka

" Kak lepasin, ganjel nihh " ucap giana mendorong tubuh mahen dengan sisa sisa tenaganya namun itu tidak mempan

" Bentar lagi sayang " jawab mahen kembali mengecup payudara giana

" Kak ihh lepas, gak enak niih kaya gini "

" Yakin gak enak ? " tanya mahen tersenyum mengoda

" Kak ihhh lepas, ahhhh... " mahen tertawa dan langsung melepas penyatuan mereka dan berbaring di samping giana,lalu menarik istri kecilnya yang beberapa jam lalu sudah tidak menjadi gadis lagi

" Terimakasih sudah menjaga kehormatan kamu untuk saya " Mahen mencium kening giana lama sedangkan giana hanya menganguk dia menyembunyikan wajanya di area faforitnya yaitu ketiak sang suami setelah itu mereka masuk ke alam mimpi mereka

My little wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang