Siuman

13K 568 1
                                    

Mahen tidak pernah meninggalkan giana sedetikpun,untung saja ada asistenya yang bisa menghendel urusan perusahaanya sementara

" Jagoan udah tidur ma ? " tanya mahen pada mamanya

" Iya " jawab vadia tersenyum

Mona sudah pulang ke rumah dan gantian vadia yang datang

" Assalamualaikum " salam caca  masuk kedalam ruangan giana

" Waalaikumsalam " jawab vadia dan mahen

Caca mencium tangan vadia lalu menghampiri giana yang masih tidak sadarkan diri

" Maaf pak,giana belum siuman dari tadi ? " tanya caca lirih dia tidak tega melihat sahabatnya terbaring seperti ini

Mahen menganguk sebagai jawaban

Caca beralih berjalan ke arah boks bayi yang disana ada buah hati dari sahabatnya itu

" Halo baby,kamu kok ganteng banget " ucap caca gemes mengelus pipi baby andaru

" Tante,caca boleh gendong gak " ucap caca pada vadia

" Bo_ " ucapan vadia teropotong oleh mahen yang langsung berdiri

" Tidak,nanti kamu buat anak saya jatuh lagi " ucap mahen cepat,dia tidak mau anaknya itu di gendong oleh sembarangan orang apa lagi jagoanya itu masih sangat kecil

" Bapak mahh " keluh caca

" Gak apa apa hen,lagipula caca bisa kan gendong bayi  " ucap vadia membela caca

" Iya pak,saya sering kok gendong ponakan saya yang baru lahir "

Mahen menghela nafas lalu menatap jagoanya

" Iya,tapi awas kalau anak saya lecet sedikit saja.Kamu akan tau akibatnya " ucap mahen tegas dan kembali duduk di kursi samping ranjang giana

" Kumat kan galaknya " jawab caca membuat vadia terkekeh







::::::::::::::::::::

Saat sedang tidur mahen merasakan ada yang mengelus kepalanya pelan,perlahan mahen bangun dari tidurnya dan ternyata yang mengelus kepalanya adalah giana istri tercintanya

" Alhamdulilah sayang kamu udah sadar " ucap mahen senang dan langsung memanggil dokter

Dokter kini tengah memeriksa keadaan giana

" Anda lebih membaik sekarang bu " ucap dokter itu tersenyum

" Terimakasih dok " jawab mahen dan vadia

Setelah dokter itu keluar mahen kembali duduk di kursi tempatnya menungu giana

" Ada yang sakit ? " tanya mahen pelan

" Kepala gia sakit sama perut " jawab gia cemberut membuat mahen terkekeh.Memang Istrinya ini selalu bisa membuatnya tersenyum

Giana mengelus perutnya namun di detik berikutnya dia baru tersadar kalau perutnya tidak lagi membuncit

" AAAKHH MAS " teriak giana padahal mahen ada disampingnya

Vadia langsung menghampiri giana dengan perasaan khawatir

" Kenapa sayang ? " tanya mahen

" Kenapa nak ? " tanya vadia

" Hikss.. perut giana kok gini ? anak giana dimana ? dia gak apa apa kan hikss..mas " ucap giana menangis

Mahen dan vadia menghembuskan nafas lega ternyata giana baru menyadari kalau sang buah hati sudah tidak ada diperutnya lagi.Vadia kembali ke boks bayi dan mengendong cucunya itu lalu menghampiri giana

" I...ni " ucap giana gemetar saat melihat vadia mengendong seorang bayi mungil

" Iya sayang ini anak kita " jawab mahen tersenyum

" Hikss..dia selamat " ucap giana menangis terharu kemudian vadia menelungkupkan bayi mungil itu ke atas dada giana untuk mencari sumber makananya

" Loh ma,kok anak mahen digituin sih " ucap mahen frustasi karna melihat anaknya itu di telungkupkan begitu saja

" Emang kenapa " jawab vadia acuh

" Astaga nanti dia gak bisa nafas " ucapnya lagi dan mencoba mengambil anaknya itu namun vadia menepis tangan mahen

" Emang gitu hen,dia lagi nyari kebutuhan dia sama giana "

" Hahh " mahen tak mengerti apa maksud mamanya itu

Sedangkan giana tertawa melihat tingkah laku suaminya itu " Mas,maksud mama itu baby lagi nyari ASI gitu loh " ucap giana terkekeh

" Ohh itu " jawab mahen terkekeh dan mengaruk tengkuknya yang tidak gatal

My little wifeWhere stories live. Discover now