|CHAPTER 44 | RUMAH GABI

105K 20.6K 6.7K
                                    

Vote dulu biar nggak lupa.
Ramaikan komentar juga ya.
Makasih buat kalian yang udah spam komen di chapter sebelumnya.

Caay jadi tambah semangat nih. Dan chapter kali ini lumayan panjang.

Happy reading!

————

—————

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

—————

Moa berjalan dengan langkah cepat, matanya menyorot penuh amarah dan tangan kanannya menggenggam sebuah kain merah.

"La, itu si Moa ke sini," ujar salah seorang teman Galaksi. "Mau nyamperin lo deh kayaknya."

Galaksi menoleh dan ia langsung melihat Moa. Galaksi berjalan meninggalkan temannya, menghampiri Moa.

"Nyariin gue? Kangen sama gue?" tanyanya penuh percaya diri.

Moa tidak menjawab. Tanpa basa-basi, Moa langsung mengatakan tujuan kedatangannya menemui sang mantan.

"Lo yang bakar sepedanya Cakra?" tanyanya.

Galaksi mengangkat sebelah alis. "Lo nuduh gue? Gue sama Cakra kan sekarang temen, Mo."

"Kalo bukan elo, trus ini apa?! Ha?!" Moa melemparkan kain merah itu ke wajah Galaksi.

Kain merah itu biasanya Moa ikat di lengan Galaksi ketika cowok itu akan balapan, sebagai simbol keselamatan. Malam itu Moa menemukan kain merah tersebut tidak jauh dari posisi sepeda Cakrawala terbakar.

Sebenarnya sejak kemarin Moa ingin menemui Galaksi, namun cowok itu menghilang, ralat, bukan menghilang, tapi terlalu sibuk. Pekan depan akan ada turnamen voli tingkat nasional, dan Galaksi sibuk mempersiapkan diri. Ia sibuk latihan sampai-sampai melewatkan waktu nongkrong dan balapan motor bersama Wicak.

Biarpun dari luar kelihatannya blangsakan, tapi Galaksi sangat ambisius. Sudah dibilang, Wicak dan Galaksi bersahabat, tapi Galaksi lebih hebat dalam segala hal.

Event kali ini adalah event besar dan biasanya murid terbaik akan dibidik menjadi seorang atlet. Moa tahu betul, Galaksi sangat ingin menjadi seorang atlet.

"Lo nuduh gue? Gue nggak mungkin ngebakar sepedanya Cakra, kurang kerjaan banget anjir!"

"Kalo lo seminggu putus dari gue udah dapet pacar baru, kenapa ini nggak mungkin?"

"Nggak ada hubungannya, Mo."

"Tujuh tahun kita sahabatan dan satu tahun kita pacaran. Gue ngerti lo itu orangnya kayak gimana. Nggak ada hal yang nggak mungkin buat lo lakuin. Licik!"

2. NOT ME ✔️ Where stories live. Discover now