CHAPTER 2 | BULLYING |

249K 32.8K 12.1K
                                    

"Salah satu hal yang membuatku bahagia adalah melihatmu kesakitan dan merintih meminta ampunan."


—MOA JATRAJI

----

Pak Haecan yang notabene guru matematika itu, menerangkan materi di depan kelas. Nadin tidak memperhatikan pelajaran yang Pak Haecan terangkan, ia justru mengobrol dengan Kansa Yilu-teman satu bangkunya.

"Gue kemarin sempat liat pacar lo, si Wicak, mukanya babak belur," ucap Kansa.

"Biasa lah, pasti dia habis berantem. Kayak lo nggak tau aja si Wicak itu gimana," jawab Nadin.

Semua murid di SMA Elang sudah tahu bagaimana bengalnya seorang Wicaksana Sasena. Berkelahi dan mencari masalah dengan murid lainnya sudah menjadi agenda sehari-hari. Namun sebengal-bengalnya Wicak, ia adalah seorang pacar yang sangat setia dan perhatian.

"Gelang lo baru ya?" tanya Kansa. Ia sedari tadi melihat Nadin selalu menggerakkan tangan kanannya yang melingkar sebuah gelang perak dengan bandul bintang. Galagat Nadin sudah seperti ibu-ibu arisan yang sedang pamer gelang emas.

Nadin terkekeh. "Iya nih, baru beli kemarin. Mahal." Nadin memamerkan gelang barunya. Gelang tersebut dibeli Nadin dari hasil mencuri uang Pevita kemarin.

"Bagus nggak?" tanya Nadin.

"Bagus."

"Iyalah, kan, mahal. Lagian lo juga pasti nggak bakalan mampu beli." Ucap Nadin, menusuk hati Kansa.

Tok tok tok

Pintu kelas terketuk lalu muncullah Cakrawala. Ia membawa satu cup jus jambu biji. Pak Haecan menghentikan aktivitas menulis deretan rumus di papan tulis.

"Iya masuk," pinta Pak Haecan.

"Maaf Pak, saya terlambat." Cakrawala menyembunyikan jus jambunya di balik punggung.

"Langsung duduk," pinta guru itu.

"Terima kasih Pak." Cakrawala tersenyum hangat.

Cakrawala berjalan menuju tempat duduknya. Di samping tempat duduknya sudah ada Moa Jatraji sedang menunggu. Duduk sebangku dengan gadis itu adalah sebuah musibah.

"Ini pesenan kamu." Cakrawala menyodorkan cup jus jambu biji kepada Moa. Tak lupa ia tersenyum manis. Di SMA Elang, Cakrawala memang terkenal sebagai cowok yang ramah dan murah senyum.

Moa menerima jus itu. Sementara Cakrawala berjalan menuju kursi, ia ingin mendaratkan pantatnya.

"Siapa yang nyuruh lo duduk?" tanya Moa, ketus.

"Nggak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak ada." Ujar Cakrawala kemudian ia bangkit dari kursi.

Moa melirik tajam Cakrawala sebelum akhirnya memutuskan untuk menyeruput jus tersebut. Baru satu sedot, ia langsung menyeburkan jus itu ke wajah Cakrawala.

2. NOT ME ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang