|CHAPTER 6| SEPEDA

143K 26.1K 7.3K
                                    

"Karena akan selalu ada tempat untuk sesuatu yang spesial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena akan selalu ada tempat untuk sesuatu yang spesial."

—CAKRAWALA AGNIBRATA

——

Cakrawala menurunkan kecepatan mengayuh sepeda saat memasuki gerbang SMA Elang.

Kring! Kring!

Ia membunyikan bel sepedanya beberapa kali.

"Pak Somat!" Cakrawala mengangkat tangan kanan ke udara dan bibirnya menebar senyum.

Pria berseragam satpam itu membalas sapaan Cakrawala dengan melambaikan tangan. "Eh, cah ganteng udah berangkat!" Pak Somat tersenyum.

Cakrawala tertawa kecil. Pak Somat selalu saja memujinya seperti itu, entah sudah keberapa ratus kali Pak Somat selalu menyebut Cakrawala sebagai 'cah ganteng.'

Menyapa semua orang di pagi hari sudah menjadi kebiasaan seorang Cakrawala Agnibrata.

Cakrawala melihat Bu Siti sedang berjalan seorang diri. Ia lantas menghentikan laju sepedanya di samping Bu Siti. Bu Siti adalah salah satu penjual di kantin SMA Elang, tubuhnya gemuk dan rambut keritingnya selalu diikat satu ke belakang.

"Bu Siti mau Cakra bonceng sampai parkiran?" tawar Cakrawala.

"Eh, Cakra, nggak usah. Lagian jaraknya juga deket." Bu Siti menolak dengan halus. Ia mengenal Cakrawala karena Cakrawala sering menyapanya. Terkadang Cakrawala juga membantu mengangkat es batu jualannya dari gerbang menuju kantin.

"Yaudah kalo begitu, Cakrawala duluan ya Bu Siti..."

"Iya, nanti istirahat ke kantin ya Cak, ibu kasih nasi rames gratis." Ujar Bu Siti.

"Waaah, oke deh, nanti Cakrawala ke kantin. Ngomong-ngomong ada acara apa Bu? Kok sampai Cakrawala dikasih gratisan."

"Ini itung-itung syukuran, Cak, anak ibu ada yang ngelamar." Bu Siti tersenyum jenaka.

"Cie yang bentar lagi punya mantu...." Cakrawala tertawa. "Cakra duluan ya Bu siti..."

"Iya hati-hati!"

Cakrawala kembali mengayuh sepeda kuningnya menuju parkiran. Wajahnya terlihat sangat ceria. Dia bernyanyi dengan riang.

"Balonku ada lima... Hey!"

"Rupa-rupa warnanya... Awokawok!"

Cakrawala menghentikan laju sepedanya. Ia turun lalu memarkirkan sepeda kuning miliknya di parkiran paling ujung, di bawah pohon beringin. Ia memilih parkir disitu supaya sepedanya aman dan tidak kenapanasan. Jika kepanasan nanti bisa-bisa ban sepedanya meletus.

"Kamu baik-baik di sini ya Ning," ujar Cakrawala seraya menepuk-nepuk boncengan sepeda berwarna kuning kesayangannya.

Cakrawala melangkah keluar dari parkiran.

2. NOT ME ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang