| CHAPTER 45| CAKRA ANAK NAKAL

110K 22.1K 4.7K
                                    

Vote dulu, yuk. Biar nggak lupa.
Ramaikan komentar juga yak!

Bacanya sambil play mulmed di atas ya biar makin nyesek.

Happy reading!!!

————

CAKRA ANAK NAKAL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CAKRA ANAK NAKAL

————

"Sa, gue mau liat-liat rumahnya." Moa berjalan mendekati rumah yang dulunya sempat Cakrawala tinggali itu.

Kansa menarik pergelangan tangan Moa. "Eh, gila jangan, Mo!"

"Kenapa sih, lo takut?"

Kansa mengangguk.

Rumah Cakrawala itu terlihat sangat menyeramkan, persis seperti rumah hantu. Apalagi saat malam-malam, sudah tidak ada lampunya, banyak sarang laba-laba, kotor dan lembap, ditambah lagi sepuluh tahun lebih terbengkalai. Sungguh tempat yang sangat sempurna untuk para makhluk halus membentuk koloninya.

Moa tertawa mengejek. "Cemen lo, gini doang takut."

Andaikan Moa tahu seperti apa suasana rumah Cakrawala waktu malam hari. Dan andaikan Moa tahu seperti apa sejarah rumah yang menjadi saksi bisu tangisan Cakrawala kala itu. Kansa jamin, Moa tidak akan mau lagi masuk ke dalam rumah ini.

"Kalo lo mau masuk, yaudah masuk aja sana. Tapi gue nggak mau ikutan," ujar Kansa. Biar Moa melihat sendiri seperti apa kondisi rumah itu.

"Oke!"

Moa melangkah maju. Namun, kemudian Kansa menyusul.

"Tadi bilangnya nggak mau ikutan?" tanya Moa.

Kansa berdecak. "Ya elo hobinya ngerusuh, kalo sampe lo ngerusuh di sini, satu komplek bisa geger, trus gue yang kena."

Alhasil mereka berdua masuk bersama. Kedua tangan Moa masih setia menjunjung dua kresek putih berisi makanan, minuman, mainan, buku gambar serta krayon yang ia bawa untuk Gabi.

Tling!

Baru saja Moa masuk dua langkah, kakinya tidak sengaja menendang sebuah botol kaca berwarna hijau yang tak lain adalah botol bekas minuman keras. Mungkin saat malam banyak anak muda yang mabuk-mabukan di sini, pikir Moa. Tapi siapa orangnya yang akan mabuk-mabukan di rumah terbengkalai seperti ini.

Moa memilih acuh, ia kembali mengambil langkah. Ia menatap jungkat-jungkit kayu serta ayunan yang sudah rusak. Kalau dua permainan itu tidak rusak, siapapun anak kecil yang melihatnya pasti akan senang.

"Jungkat-jungkit sama ayunan ini, dulu yang buat Bundanya Cakra." Kansa mendadak bercerita.

Jarak rumah Kansa dengan rumah Cakrawala tidak begitu jauh. Waktu kecil dulu, ia sering bermain dengan Cakrawala.

2. NOT ME ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang