| CHAPTER 5 | GABI FATHAN

151K 27.6K 5.7K
                                    

"Kamu cukup menjadi temanku saja, aku sudah senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu cukup menjadi temanku saja, aku sudah senang."

——

Cakrawala duduk sendirian di depan ruang kemoterapi setelah ia mengambil kresek putih berisi bekal di ruang rawat Maratungga. Cakrawala memangku kotak bekal berwarna kuning yang sudah dibawakan oleh Bi Wati khusus untuknya. Saat Cakrawala membuka tutup kotak bekal tersebut, bau harum nasi goreng langsung menguar menusuk hidungnya. Membuat rasa lapar Cakrawala semakin tidak tertahankan.

Cakrawala tersenyum menatap nasi goreng, telur ceplok, serta beberapa potong sayur yang membentuk wajah di dalam kotak bekal. "Kamu lucu sekali," ucapnya.

Cakrawala menyendok nasi tersebut lalu memasukkannya ke dalam mulut. Lorong rumah sakit ramai oleh orang yang berlalu lalang dan kursi ruang tunggu juga dipenuhi beberapa sanak saudara pasien. Namun hanya Cakrawala yang duduk di pojokan seorang diri sambil menyantap bekal.

"Enak," ucap Cakrawala disusul senyuman manis.

Bukannya Cakrawala tidak ingin makan, ia hanya tidak punya waktu untuk makan. Di sekolah ia terlalu sibuk dibully hingga tidak punya kesempatan untuk sekedar menyuapkan nasi ke dalam mulut.

Di ujung lorong rumah sakit, Moa berjalan dengan kedua telapak tangan masuk ke dalam saku jaket. Rambut Moa terikat satu ke belakang sehingga memperlihatkan dengan jelas kalung salib yang melingkar di lehernya.

Langkah Moa terhenti ketika ia melihat seorang anak laki-laki berkemeja hijau tengah duduk seorang diri di kursi paling pojok ruang tunggu sambil memangku kotak bekal berwarna kuning.

"Itu Cakrawala bukan sih?" Moa mempertajam penglihatannya. Seulas senyum terbit di bibir Moa.

Moa melangkah dengan riang. "Hai," sapa Moa dengan posisi sedikit membungkuk dan melambaikan tangan pada Cakrawala.

Cakrawala yang sedang mengunyah nasi, tercekat. Sementara Moa tertawa jahat. Cakrawala menelan habis nasi di dalam mulutnya.

"M-Moa... Ha-hai," Cakrawala tersenyum kaku. "Makan..." Cakrawala menawarkan nasi goreng yang baru dua sendok ia makan.

"Kejutan banget ya bisa ketemu lo di sini?" Moa mengedarkan pandangan ke sekeliling dan mendapati Cakrawala duduk di depan ruang rawat pasien kemoterapi. "Lo kena kanker?"

"Enggak, yang sakit abangku." Ujar Cakrawala. Ia memang ramah ke semua orang.

Moa manggut-manggut. "Oh..."

"Mama kamu gimana? Udah seh—"

"Lo ngapain nanya-nanya itu!" Sentak Moa lalu tangannya menyepak kotak bekal di pangkuan Cakrawala hingga seluruh isinya tumpah ruah di lantai.

Cakrawala terkejut. Apa dia salah bicara? Dia hanya ingin menanyakan soal kesehatan Mama Moa, karena terakhir ia lihat Moa menangisi Mamanya yang sedang dibawa menuju ruang IGD.

2. NOT ME ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang