Cakrawala Agnibrata, dia selalu menebar senyum ke semua orang meskipun dunianya sedang hancur berantakan. Sampai pada akhirnya kepura-puraannya untuk bahagia justru merenggut kewarasannya. Ia sakit mental.
"Setelah sekian bulan saya mengamati peril...
Terima kasih untuk support kalian. Happy 10k readers!
Sebelum lanjut, kasih vote dulu yuk biar nggak lupa. Ramaikan komentar juga ya biar Caay semangat dan updatenya cepet
Happy Reading!!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
——
Sudah dua hari berlalu dan Cakrawala masih belum juga berangkat. Moa bahkan sudah puluhan kali menelepon dan mengirimkan chat pada cowok itu, tapi tetap saja tidak ada satupun yang dijawab.
"Nih, makan." Galaksi tiba-tiba duduk di samping Moa dan menyodorkan sebuah roti keju.
Moa bangkit, hendak pergi, namun Galaksi mencekal tangannya.
"Mau ke mana?"
Moa menepis tangan Galaksi dan berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun. Moa jika sudah malas dengan seseorang, jangankan untuk berbicara, menatap orang itu saja ia enggan.
Galaksi berdiri kemudian berlari kecil mengejar Moa. Belum sempat ia mencapai gadis itu, Wicak menghadang langkahnya. Galaksi menatap punggung Moa yang semakin lama semakin menjauh hingga akhirnya menghilang di belokan koridor.
"Udah sih biarin aja!" Ucap Wicak.
"Cari cewek lain, lo kayak nggak laku aja pake acara ngejar-ngejar mantan."
"Nggak bisa, Man. Nyari cewek kayak dia itu susah." Galaksi terkekeh. "Diantara barisan mantan gue, cuma dia satu-satunya yang bikin gue gagal move on."
Wicak dan Galaksi melangkah bersama menapaki koridor.
"Lo tau kenapa gue putus sama Wanda?" tanya Galaksi.
"Hm? Kenapa tuh?"
Galaksi merangkul pundak Wicak dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya masuk ke dalam saku celana abu-abu.
"Karena gue nyari sosok Moa dalam diri Wanda. Gue pikir setelah pacaran sama Wanda, gue bisa lupain Moa. Ternyata nggak bisa."
Wicak terkekeh mendengar cerita yang keluar dari mulut Galaksi.
