Cakrawala Agnibrata, dia selalu menebar senyum ke semua orang meskipun dunianya sedang hancur berantakan. Sampai pada akhirnya kepura-puraannya untuk bahagia justru merenggut kewarasannya. Ia sakit mental.
"Setelah sekian bulan saya mengamati peril...
Vote dulu yuk vote dulu... Ramaikan kolom komentar juga yak!
Happy reading !!!
_____________________
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
_______
Di atas kasur Cakrawala, Maratungga melenguh sebelum akhirnya membuka mata. Pandangannya menyapu ke setiap sudut kamar Cakrawala, ia menoleh dan tidak mendapati Cakrawala.
Maratungga bangkit dari kasur untuk mencari Cakrawala. Mungkin saja adiknya itu sedang di kamar mandi. Namun setelah Maratungga membuka pintu kamar mandi, ternyata kosong. Tidak ada siapapun. Belum puas, Maratungga memilih keluar kamar, ia mencari Cakrawala di semua sudut rumah. Mungkin Cakrawala sedang memasak.
"Cakra... Lo di mana?"
Tidak ada sahutan.
Di dapur juga tidak ada siapa-siapa.
"Cakrawala, lo di mana sih, anjir!"
Maratungga sudah mencari ke setiap sudut ruang, namun ia tidak kunjung menemukan Cakrawala. Ia bahkan sudah mengecek ke dalam kamarnya sendiri, mengira, mungkin Cakrawala semalam tidur di kamarnya. Tapi anak itu juga tidak ada.
"Di halaman kali, ya." Pikir Maratungga, ia lantas melangkah menuju halaman rumah.
Di dalam almari, Cakrawala membuka mata. Ia beberapa kali mengerjap-ngerjapkan mata. Cakrawala meraih jam tangan yang selalu ia letakkan di sampingnya sebelum ia tidur. Pukul lima pagi.
Cakrawala membuka pintu, kemudian keluar dari dalam lemari.
Langit masih gelap. Maratungga melihat sepeda kuning Cakrawala masih terparkir di halaman.
"Bang Mara nyari siapa?"
Maratungga menjingkat kaget. Ia kemudian menoleh dan mendapati Cakrawala tengah berdiri di belakangnya.
"Anjir! Ngagetin aja lo." Maratungga mengelus dada beberapa kali.
"Maaf, Cakra nggak ada maksud buat bang Mara kaget," ucapnya.
"Lo dari mana?"
"Nggak dari mana-mana."
"Bo'ong, gue tadi nyari lo nggak ada, lo habis dari mana?"
