|CHAPTER 48| TENTANG MARATUNGGA II

97.8K 21.2K 5.7K
                                    

———

————

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

————

"Gabi... Nggak boleh gitu... Haha... Jangan..."

Cakrawala berlari dari kejaran Gabi yang membawa kodok di tangan kanannya.

"Gabi... Udaaaah.... Jangan kejar Kak Cakra lagi..."

"Kak Cakra geli... Gabi udah ya... Gabi jangan nakal dong.... Haha..."

"Geli ih... Kak Cakra geli..."

Maratungga berdiri di bawah kusen pintu seraya memperhatikan Cakrawala. Tatapan Maratungga sendu. Ia melihat Cakrawala lari-larian di halaman rumah seorang diri, berbicara sendiri dan tertawa sendiri.

Air mata Maratungga jatuh ketika mendengar suara tawa ceria Cakrawala. Ia bingung, bagaimana caranya ia mengatakan kalau Gabi itu sebenarnya tidak ada...

Cakrawala duduk di tepi halaman, ia menselonjorkan kaki. Ia terengah-engah dan tertawa secara bersamaan.

Cakrawala menoleh ke arah kanan.

"Heh... Heh... Heh... Hahaha... Haha... Gabi kamu nggak capek apa... ngejar-ngejar kak Cakra terus?"

"Aduh, capek banget..." Cakrawala mengusap peluh di keningnya.

"Hahaha.... Rasain kamu, kodoknya loncat kan. Hahaha... Emangnya tadi kodoknya loncat ke mana, Gab?"

Maratungga berjalan menghampiri Cakrawala kemudian memeluk adiknya itu. Air matanya tumpah.

"Bang Mara mau kenalan sama Gabi nggak?"

"Gabi baik kok Bang... Lucu anaknya."

"Bawa Cakrawala ke rumah sakit jiwa..."

"Adik kamu bukan cuma butuh obat, tapi dia juga butuh terapi."

"Bawa Cakrawala ke rumah sakit jiwa..."

"Gabi suruh pulang dulu, Bang Mara lagi nggak pengen ketemu sama siapa-siapa selain Cakra."

Cakrawala terdiam ketika menyadari suara Maratungga yang bergetar seperti sedang menangis.

"Gabi suruh pulang dulu..."

"Suruh Gabi pulang dulu..."

"Bang Mara nggak mau ketemu..."

Cakrawala memandang sosok anak laki-laki yang duduk di samping kanannya. Gabi pasti mendengar ucapan Maratungga, Cakrawala tidak ingin anak itu sampai tersinggung.

Maratungga melepaskan pelukannya. Cakrawala segera berdiri, ia menghampiri Gabi lebih dekat lagi.

Cakrawala jongkok. "Gabi pulang dulu ya... Besok kita main lagi..."

"Iya, Kak Cakra janji kok... Besok kita main lagi. Tapi Gabi sekarang pulang dulu ya... Udah sore. Nanti Gabi dicariin sama Bunda."

"Maafin Kak Cakra... Bukannya Kak Cakra mau ngusir Gabi, tapi kakaknya Kak Cakra lagi sakit. Gabi jangan tersinggung ya... Kakaknya Kak Cakra nggak ada maksud ngusir Gabi kok..."

2. NOT ME ✔️ Where stories live. Discover now