|CHAPTER 47| TENTANG MARATUNGGA

102K 21.1K 7K
                                    

Caaay minta maaf ya, harusnya tadi malem Caaay update. Tapi listrik di rumah tiba-tiba mati, baru idup tadi pagi, dan batre laptop juga lobet. Untung udah ke save, kalo belum ke save, nangis beneran aku tuh wkwk.

Sebagai permintaan maaf Caaay, hari ini note me double update. Jangan lupa vote dan ramaikan komentar, oke?

Happy reading!

———

————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

————

"Apa adik saya masih bisa sembuh?" tanya Maratungga dengan suara bergetar.

"Bisa, tapi susah..."

Mendengar penuturan Bu Ambar membuat napas Maratungga semakin sesak.

"Saran saya, segera bawa Cakrawala ke rumah sakit jiwa."

Moa meremat telapak tangannya, kedua matanya berkaca-kaca menahan tangis.

Maratungga menggeleng. "Enggak!" tolaknya mentah-mentah.

"Dengar, Cakrawala bukan hanya butuh obat, tapi dia juga butuh terapi untuk memulihkan kondisi psikologisnya."

"Saya tahu ini sangat sulit, tapi tidak ada jalan lain selain membawa Cakrawala ke rumah sakit jiwa..."

"CAKRAWALA NGGAK GILA!"

"ADIK SAYA NGGAK GILA!"

Suara keras Maratungga memenuhi ruangan Bu Ambar. Pak Haecan yang biasanya sangat berisik, sekarang hanya bisa duduk terdiam. Ia tidak menyangka kalau anak didiknya bisa sampai seperti ini.

Cakrawala yang jenius, Cakrawala yang suka senyum, Cakrawala yang setiap hari selalu tertawa ceria seolah-olah tidak punya beban, dan Cakrawala yang selalu ramah ke semua orang. Namun siapa sangka justru hidupnya hampir tidak pernah mendapatkan kebahagiaan. Senyuman dan tawa ceria Cakrawala semua itu palsu.

Cakrawala berusaha menanggung semuanya sendiri dan tidak menceritakannya kepada siapapun. Cakrawala sebenarnya ingin bercerita, tapi dia sama sekali tidak punya tempat untuk bercerita. Cakrawala ingin punya teman, dia kesepian. Cakrawala ingin sebuah pelukan, dia kedinginan. Cakrawala tahu dia itu hanya murid beasiswa, tapi dia juga ingin sebuah keadilan. Cakrawala ingin didengarkan.

Tidak ada yang perduli dengan Cakrawala. Semua orang menganggap Cakrawala itu aneh hanya karena barang-barang miliknya berwarna kuning. Cakrawala dicaci maki, Cakrawala diludahi, Cakrawala dipukuli.

Cakrawala sudah berkali-kali mengeluh sakit... Alih-alih berhenti, mereka justru tertawa.

Sekalinya punya teman, Cakrawala justru ditusuk dari belakang. Galaksi mendekatinya hanya untuk mengambil kembali hati Moa. Galaksi tidak sudi berteman dengan orang sakit mental seperti Cakrawala.

2. NOT ME ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang