| CHAPTER 18 | MELUKIS

111K 25K 6K
                                    

Selamat membaca!

Jangan lupa vote dan komennya, ya... Biar Caaay updatenya cepet.

———


"Siapa yang gombalin kamu? Aku kan cuma bilang latihan jadi suami idaman, bukan latihan jadi suami kamu."

————

Di temani oleh Moa, Cakrawala memilih alat lukis untuk Maratungga. Maratungga sempat kuliah, namun setelah di diaknosa mengidap kanker darah, Maratungga memilih untuk berhenti kuliah dan fokus mendalami ketrampilan melukisnya.

"Kamu tahu, abangku itu pinter melukis," ujar Cakrawala.

Cakrawala mengambil beberapa kuas dan meletakkannya di dalam keranjang belanjaan.

"Gue nggak tau karna belum pernah liat," jawab Moa.

Cakrawala menoleh pada gadis di sampingnya, ia lantas tersenyum. "Habis ini kamu mau mampir ke rumahku nggak?" tanyanya.

"Nggak, ah. Jauh."

"Nanti aku anter pulang."

"Anter pulang pake apa? Sepeda kuning lo itu?"

Cakrawala mengangguk-angguk.

"Enggak, deh. Jijik."

Moa mengambil satu set cat lalu meletakkannya ke dalam keranjang yang dibawa oleh Cakrawala.

Cakrawala diam. Moa menoleh pada cowok berambut mullet dengan seragam sedikit basah di sampingnya, tumben diam. Biasanya itu cowok nyerocos mulu. Cerewet.

"Kenapa diem? Tersinggung?" tanyanya.

Cakrawala menggeleng. "Enggak."

"Jangan diem, gue nggak suka."

"Nanti kalo aku ngomong terus, disuruh diem, katanya, 'jangan banyak bacod.'"

Tuk!

Moa menyentil kening Cakrawala. "Lo ngeselin banget, sih."

Moa berjalan meninggalkan Cakrawala dan Cakrawala mengikutinya.

"Moa kamu mau ke mana?"

2. NOT ME ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang