I.N.P -9-

26.1K 2.6K 18
                                    

"Misi, mau masuk." Ucap Arra. Karena merasa tak ada jawaban ia nekat membuka pintu dengan menutup kedua matanya, jaga-jaga jika nanti tak sengaja melihat apa yang seharusnya tak ia lihat.

"Ngapain lo." Ucap seseorang dari dalam. Arra mengenal suara itu, ia spontan membuka mata.

Dan benar, Alvin lagi merapikan tali sepatunya di lantai. Arra tersenyum, seperti semesta mempermudah usahanya untuk mendekati Alvin.

"Gue mau ngasih ini, daripada keluar darah mulu." Ucapnya, menyodorkan sesuatu ke depannya. Sedangkan Alvin masih saja terdiam membuat Arra sedikit jengkel.

Mau tak mau, Arra ikut berjongkok, mendekat ke tubuh Alvin agar jarak mereka gak terlalu jauh.

"Eh-- ngapain lo?!" Pekik Alvin menyadari jika tubuh Arra sudah dekat dengan tubuhnya, Arra tak menjawab. Ia malah sibuk dengan sesuatu di tangannya.

"Diem udah." Kata Arra, mendekatkan wajahnya ke depan wajah Alvin. Ditempelkannya benda itu ke ujung bibir Alvin.

"Nah, gini 'kan enak orang lihatnya." Arra tersenyum. Cepat-cepat Alvin menghempas kasar tubuh Arra.

Sret

Bruk

"Aww-- sakit, Vin! Keras banget dorongnya." Arra berdecak kesal, tangannya spontan mengelus sikunya yang terkena meja. Bayangkan sesakit apa denyutannya sekarang?.

"Nggak usah sok sama gue. Mau gimana pun lo perhatian sama gue, gue nggak akan pernah suka sama lo!" Entah kenapa, lelaki itu seperti dirasuki iblis. Tiba-tiba marah gak jelas ke Arra.

"Gue nggak berharap lo suka sama gue, gue cuma ngobatin aja nggak lebih." Arra mencoba membela diri, biarpun tetap sama hasilnya.

"Ck, gue nggak peduli, dan ini..." Sejenak Alvin menjeda ucapannya, melepas kasar hansaplast itu dari sudut bibirnya, "...ini nggak akan ngaruh! Jauh-jauh dari gue."


"Gue nggak bisa jauh, 'kan bentar lagi kita satu rumah." Arra tetap tenang, sesekali ia meringis lirih karena denyutan di sikunya masih nyeri. Beda dengan wajah Alvin yang seperti orang mengintimidasi.

Alvin berdecih, "Terus lo seneng? Seneng bisa ngerebut gue dari cewek gue? Hah?!"

Arra menggeleng, "Enggak, gue nggak ngerebut lo dari cewek lo. Tapi semesta yang minta lo buat jauh sama cewek lo."

"Nggak usah sok puitis. Dimana-mana pengganggu tetep pengganggu! Nggak usah bela diri lo." Setelah mengatakan itu, Alvin bangkit berjalan meninggalkan Arra yang masih terduduk dilantai.

'Oke Ra, tenang ini nggak seberapa. Lo harus bisa jaga apa yang akan lo miliki,' batinnya sembari mengepalkan tangan yakin.

Sedangkan diluar kelas seseorang tengah mendengarkan perdebatan keduanya, "Apa maksudnya satu rumah?" Gerutu orang itu.

Saat orang itu ingin berniat masuk, tiba-tiba Alvin keluar begitu saja membuatnya terkejut dalam diam.

Cepat-cepat ia menetralkan wajahnya, takut-takut Alvin curiga, "Lo dicari pak Ali. Buruan, buat persiapan pertandingan minggu depan." Ucapnya.

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now