I.N.P -34-

29.1K 2.4K 62
                                    

"Heh! Sumpah? Hari ini diundur?! Gila aja pak Ali. Makin panas-panas dong, ck." Cerocos Celine tak henti-hentinya merutuki guru olahraganya itu.

Benar, baru satu detik yang lalu mereka mendapat kabar jika penilaian olahraga jamnya diundur, mengingat pak Ali--- guru olahraga anak IPS--- beliau ada rapat.

"Lagian cuma lari doang kali, Cel. Nggak lebih. Lo bisa lari santai." Kata Arra sembari menopang dagunya malas, entah kenapa tubuhnya serasa lemas.

Akhir-akhir ini, setelah ia kerap terbatuk-batuk dan merasakan sesak di dada, tubuhnya seakan malas untuk melakukan aktivitas.

Pagi tadi Arra sempat minum obat yang bibinya berikan. Tapi percuma, tetap sama.

"Tuh, dengerin kata Arra. Lagian 'kan namanya penilaian udah pasti lah, Cel. Nggak bida diganggu gugat. Kalo lo nolak juga berabe urusannya." Sambung Adel di belakang.

"Malesin tau nggak?" Geram Celine.

"Ya mau gimana lagi? Udah lah, bawa santai aja."

Untuk Arra, gadis itu merasa malas. Benar-benar malas, kepalanya pusing dan dadanya juga masih nyeri. Biarpun tak terlalu sakit seperti waktu dia terbatuk. Tapi tetap saja, capek juga lama-lama.

"Eh, kok kelas kita tumben laki-nya kaga ada, pada kemana?" Tanya Adel tiba-tiba.

Sontak Celine dan Arra yang awalnya fokus pada pikiran masing-masing langsung menoleh menatap Adel.

Arra ikut melihat seisi ruangan, dan benar saja ucapan Adel, "Iya juga, ya. Pada kemana?"

Celine manggut-manggut, matanya menatap langit-langit kelas seakan berpikir, "Ah iya! Mungkin lagi main basket. Kebiasaan mah kalo cowok jamkos juga kerjaannya main-main ke lapangan."

Arra dan Adel mengangguk bersamaan, "Ya udah, deh. Gue mau ke toilet bentar."

Sebelum pergi, Celine langsung mencekal tangan Arra, "Sendiri?" Arra mengangguk.

"Nggak minta anterin nih?" Celetuk Adel.

Arra menoleh, menggelengkan kepala, "Nggak, emang gue bocah apa? Perlu dianterin segala."

"Iya deh, hati-hati. Oh iya, kalo ketemu pak Ali, jangan lupa bilang cepetan praktiknya." Ucap Celine, melepas cekalan tangannya dari tangan Arra.

"Iya, Cel. Beres."

Arra berjalan keluar kelas, berjalam ke toilet dengan langkah pelan. Malas sebenarnya, hanya saja Arra tak bisa menahan keinginan untuk membuang air kecil. Bisa-bisa malah tumbuh penyakit nanti.

Tapi, baru saja ia sampai di ruang perpustakaan. Samar-samar Arra mendengar orang berbicara, lebih tepatnya ada cewek sama cowok yang sedikit berdebat kecil. Tepat setelah melewati perpustakaan dan mau ke toilet. Ada gang kecil yang memisahkan dua bangunan itu.

Arra refleks menghentikan langkah, sedikit mengintip dari ujung tembok perpustakaan. Tepat disebelah gang kecil itu.

Apa sih?

Iya, nggak akan tahu.

Lo harus ngerti posisi gue, Sam.

Nggak lah Sam, gue kan sayangnya sama lo.

Gue masih sama dia itu... Cuma gue butuh. Gue butuh dia.

Arra menutup mulutnya rapat-rapat, takut-takut ada science dibawah umurnya yang ia lihat dan otomatis mulutnya pasti refleks berteriak.

Sedikit demi sedikit, Arra menyembulkan kepalanya. Sekedar memastikan siapa dua orang itu.

Dan, tanpa Arra duga.

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWo Geschichten leben. Entdecke jetzt