I.N.P -33-

30.3K 2.5K 193
                                    

~ Berkali-kali disadarkan oleh kepastian, tapi masih aja memeluk erat sebuah harapan. ~
_Arra
✯✯✯

Ceklek

"Eehhh--" gadis itu ikut terdorong bersamaan dengan terbukanya pintu kamar mandi.

Grep

Dan, ya. Tak sengaja Arra terjatuh ke dalam pelukan lelakinya. Alvin sendiri ikut refleks memeluk Arra. Jangan tanya bagaimana perasaan keduanya sekarang.

'Ini jantung kenapa? Kayak nggak normal gini, apa jangan-jangan gue.... Kelainan jantung? Arkh-- amit-amit deh. Jangan sampe,' batin Arra dalam diam.

Alvin sendiri masih terpaku, matanya membelalak menatap depan dengan pandangan yang sulit diartikan. Otak dan mulutnya mengatakan jika ia harus melepas pelukannya, tapi lain dengan hati dan tubuhnya yang ingin tetap diposisi itu.

'Gue kenapa?' batin Alvin bertanya.

Mereka masih sama-sama terdiam dalam pelukan masing-masing, hingga akhirnya Arra lah yang membuka suara.

"Mm... Vin, denger nggak?" Lirih Arra tanpa mengubah posisinya.

Alvin tak menjawab, Arra pikir itu jawaban 'gak tau' lewat bahasa tubuh.

"Jantung kamu kenceng banget, Vin. Deg-degan git--"

Sret

"Apa-apaan. Siapa juga yang deg-degan? Sok tau lo." Balas Alvin yang refleks memegangi dadanya, yang benar saja, jantungnya memang benar-benar berdegup kencang.

Melihat gelagat Alvin, Arra langsung tersenyum jail, "Kata siapa nggak deg-degan? Kok dipegang?"

"Ck. Minggir." Alvin langsung menurunkan tangannya, ia berjalan menyenggol tubuh Arra sampai-sampai boneka yang gadis itu pegang ikut terlepas.

"Eh--- jahat banget. Kasihan 'kan si mini." Ucap Arra, mendekat ke arah bonekanya terpental.

Boneka itu terjatuh tepat di depan Alvin, lelaki itu berhenti sedari tadi karena melihat boneka kuning yang ada di bawahnya.

"Kalo mau kasar jangan rusak boneka aku juga kali, Vin. Kotor 'kan jadinya. Kamu sih." Arra mengambil kasar bonekanya. Sementara Alvin masih tak luput memandangi setiap bagian boneka yang gadis itu pegang.

Ia, seperti dejavu.

'Boneka itu bukannya... Kesukaan dia?' batin Alvin. Hingga sesaat kemudian, raut wajahnya sedikit tersenyum getir, 'Nggak nyangka. Gue masih inget sama lo, Al. Lo lagi ngapain sekarang?'

Raut wajah Alvin benar-benar mengundang tanya dibenak Arra. Tatapan Arra berulang kali jatuh ke boneka yang ia pegang.

'Emang ada yang salah sama boneka ini? Kok Alvin gitu amat lihatnya.' batin Arra tak henti-henti memandang dua objek itu bergantian.

"Vin, kenapa? Ada yang salah sama boneka ini?" Ucap Arra berusaha menyadarkan pandangan Alvin.

Sayangnya, Alvin tak bergeming. Lelaki itu masih mematung. Mau tak mau, Arra langsung mendekatkan wajahnya ke depan wajah Alvin lalu meniup mata lelaki itu.

"Fufft--- " Arra kembali menjauhkan wajahnya saat Alvin mengedipkan mata, "Ada masalah, Vin?"

"Ee-- nggak." Alvin membuang muka sambil menggaruk tengkuknya. Ia berjalan kembali ke sisi kasur, menyabet hapenya yang ada di atas meja.

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now