I.N.P -21-

30.3K 2.4K 119
                                    

~ Semesta menyuruhku bersamanya, padahal menggenggamnya saja tidak bisa ~
_i.n.p
✯✯✯

Pagi sekali Arra terbangun sembari merenggangkan otot-otot tangannya, "Nghh--- loh kok?" Kaget gadis itu saat sadar, dimana dia sekarang, "Bukannya semalam gue nonton tv? Kok bisa di sini?"

Arra masih mencoba berpikir. Alhasil, pandangannya jatuh ke sosok Alvin yang ternyata tertidur di sampingnya. Senyum merekah langsung terukir di wajah gadis itu.

"Apa semalam... Gue nggak mimpi, kali, ya? Apa Alvin bener-bener gendong gue?" Gerutu Arra seraya mengacak-acak rambutnya malu.

"Oh iya, mumpung Alvin belum bangun. Lebih baik gue masakin deh. Balasan karena mau gendong gue sampe sini." Baru saja ia menurunkan kakinya, tiba-tiba suatu pikiran terbesit dibenaknya, "Eh. Tapi... Gue 'kan nggak bisa masak."

"Ahha! Kan ada si google, ngapain bingung elah, Ra." Katanya, buru-buru berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tak lupa membawa seragamnya.

Memakan waktu lima belas menit, Arra selesai dengan rutinitasnya. Ia keluar dari kamar mandi. Sebelum turun ke lantai bawah, gadis itu menyempatkan mengelus sebentar puncak kepala Alvin.

"Makasih, Vin. Gue tau lo punya hati sebenernya. Cuma... Belum waktunya aja gue dapet itu dari lo." Ucap Arra, mengecup pelan dahi laki-laki itu. Buru-buru ia ngacir sebelum lelaki itu terbangun.
.
.

Sesampainya di dapur, Arra langsung membuka hapenya. Mencari-cari laman web tentang masakan di dalam sana, "Nah ini, nih, kayaknya enak. Mumpung isinya sayuran semua."

Begitu mendapatkan resep simple, Arra langsung mengecek isi kulkasnya, "Yah... Kok nggak ada brokoli sama kembang kol, sih? Terus kemarin beli apa aja gue?" Gerutu Arra sedikit kesal.

"Apa nunggu penjual sayur aja kali, ya? Biasanya kalo di komplek 'kan ada." Sedikit berpikir sejenak, akhirnya Arra memutuskan untuk menutup kembali kulkasnya. Ia berjalan keluar rumah. Harap-harap memang ada tukang sayur disekitar kompleknya.

Sayuuurrrr buuu sayuurrr mayurrr

Tepat sekali, baru saja ia melangkahkan kaki keluar rumah. Ia langsung disambut suara penjual sayur itu, "Eh, kebetulan banget langsung datang." Tak mau terlewatkan, Arra langsung berjalan mendekati pagar rumah, "Mang."

Bolak-balik Arra melambaikan tangannya, "Mang, sini."

Mang sayur yang merasa terpanggil langsung menoleh ke arah Arra. Karena jarak mereka cukup dekat, jadi mang sayur tak ambil pusing untuk menjalankan gerobaknya begitu saja ke rumah gadis itu.

Sesampainya di depan rumah Arra, mang sayur merasa canggung. Soalnya baru pertama ia melihat Arra tinggal di daerah sana, "Baru tinggal di sini, ya, Neng?"

"Hehe... Iya, Mang. Baru pindah kemaren." Jawab Arra tersenyum sopan, "Oh, iya. Masih ada brokoli sama kembang kol nggak, Mang? Lagi butuh soalnya."

"Wah, ada to, Neng. Lengkap di sini."

"Ya udah, beli dua itu, Mang. Masing-masing dua bungkus, deh."

"Siap. Kok tumben anak sekolah belanja sayur, Neng? Nggak ada bibinya?"

"Iya, Mang. Belum datang."

"Oh... Neng anak yang rajin pasti. Disuruh mamanya mau." Kata mang sayur sembari membungkus pesanan Arra.

"Hehe... Saya tinggal bareng suami, Mang. Nggak sama bunda."

"Lho? Udah punya suami? Tapi kok pake seragam---"

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now