I.N.P -38-

28.5K 2.4K 75
                                    

Terhitung sudah 30 detik mereka masih menatap antara satu sama lain. Hingga tak lama Arra kembali bersuara, "Aku... Aku kayaknya mulai sayang sama kamu, Vin."

Dalam sekejap Alvin kembali ditarik ke dalam diri yang sebelumnya, ia menghembuskan napas sarkas, "Apa lo bilang? Sayang?"

Arra mengangguk, "Iya, aku sayang sama kamu. Kamu mau 'kan, putusin Bella dan mulai belajar jadi suami yang baik? Karena masa depan kamu itu aku Vin, bukan Bella."

Perkataan Arra berhasil membuat Alvin benar-benar menatap gadis itu dengan pandangan tenang tapi mematikan.

"Oh... Putusin? Atas dasar apa lo berani ngomong gitu sama gue?"

Kedua tangan Alvin memegang sisi brankar Arra, badannya ia condongkan ke depan hingga membuat Arra seperti terkunci oleh tubuhnya.

Arra tak bergeming, mata gadis itu bolak-balik menatap kedua mata Alvin. Tapi, tak berselang lama, suasana berubah setelah lelaki itu tiba-tiba menggebrak sisi brankar Arra. Sangat keras.

Brak

"Ngomong sama gue! Punya nyali berapa lo terus nyuruh gue putus sama Bella? Hah!" Alvin benar-benar membentak Arra. Pundak gadis itu sampai tersentak berkali-kali.

"Vin. Kok kamu marah? Aku 'kan ngomong apa adanya." Bela Arra. Sepertinya ia lupa, mau sehalus apapun nada bicaranya. Tetap sama dimata Alvin, lelaki itu akan tetap bersikap kasar.

"Harusnya lo itu sadar! Bukan seenaknya ngurusin hidup orang!" Alvin benar-benar murka.

"Vin, kamu nggak bisa lihat aku sebentar aja? Kamu 'kan bisa berusaha sayang sama aku. Aku juga awalnya biasa aja, tapi makin ke sini aku makin sadar kalo aku itu sayang sama kam---"

"Berisik!" Potong Alvin sangat kesal, ia menjauhkan tubuhnya dari Arra seraya mengusap rambut belakangnya.

"Kamu---"

"Arra..." Ucapan seseorang berhasil membuat Arra berhenti berucap. Ia dan Alvin refleks menoleh menatap ke arah sumber suara.

Ternyata Celine datang. Disusul Ersen, Bagas, dan Delan di belakang.

Celine yang sampai di depan brankar Arra langsung menepis tubuh Alvin agar menyingkir, "Ra, lo udah bangun? Udah enakan? Mana yang sakit? Lo kok bisa pingsan, sih? Belum makan tadi pagi?"

Sontak saja Bagas yang di belakang gadis itu langsung menoyor pundak Celine, "Nanya satu-satu woi. Kayak reporter."

"Apa sih lo! Orang gue panik juga." Sejenak Celine menatap sang lawan bicara, tak lama ia kembali menatap Arra.

"Terus-terus sekarang lo udah baik 'kan? Nggak ada yang lecet 'kan? Lo kok diem aja sih, Ra? Gue nanya loh daritadi, kok diem aja, sih? Lo denger omongan gue 'kan?" Tanya Celine kembali.

Dan lagi-lagi Celine kembali mendapat toyoran dari Bagas, "Arra pingsan bego. Nggak tuli."

Seketika Celine langsung memicingkan matanya menatap Bagas, "Apa sih?! Lo kalo nyari gara-gara nanti aja. Gue capek."

"Dih? Males juga."

Sementara Arra hanya terkekeh pelan melihat perdebatan kecil kedua orang itu, "Udah-udah. Gue nggak papa kali, Cel. Agak pusing aja sih."

Celine langsung menoleh menatap Arra, "Beneran?"

"Iya, nggak papa."

"Ada yang sakit, Ra? Kalo lo nggak kuat balik rumah aja. Biar tas lo gue bawain entar." Ujar Ersen tiba-tiba. Sontak perkataan itu berhasil mengundang tatapan aneh dari Alvin.

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now