I.N.P -31-

29.8K 2.5K 165
                                    

~ Yang sulit bukan memilih, tapi bertahan pada pilihan. ~
_Arra
✯✯✯

"Gue ikut."

Sontak ke-tujuhnya langsung menoleh menatap ke sumber suara, dan benar saja. Sosok gadis tengah berdiri dengan melambaikan tangan lirih ke arah mereka.

Gadis itu berjalan mendekat, "Boleh 'kan? Boleh dong, masa nggak. Lagian kalo bertujuh ganjil, enakan juga ada gue jadi genap."

Alvin menatap dengan tersenyum senang, beda dengan ke-enamnya kecuali Delan. Terutama Arra, gadis itu tampak sedikit tak suka. Sedangkan Delan, laki-laki ini hanya menatap datar dengan mulut yang tertutup rapat-rapat.

"Ngapain lo? Kita nggak ada tumpangan. Mending lo balik aja sana, shopping kek atau nyalon. Jangan ganggu kesenangan orang." Sinis Bagas.

"Gas, lo apa-apaan sih?" Ucapan Alvin berhasil membuat Bagas memutar bola mata malas.

"Bener si Bagas. Ngapain lo ikutan?" Celine ikut menimbrung. Arra yang di samping gadis itu langsung menyenggol lengan Celine.

"Stt... Jangan gitu, Cel." Kata Arra. Beda dengan hatinya yang sejujurnya sangat setuju akan perkataan Bagas.

"Arra, dia tuh ganggu yang ada. Kita 'kan mau seneng-seneng,"

"Nah bener kata Celine. Nyebelin aja, lama-lama bikin mata katarak kalo liat orang kayak dia." Sambung Adel.

Mendengar perkataan itu membuat Bella merasa geram, gadis itu berjalan lalu mendorong kasar bahu Adel, "Lo kalo nyari masalah ayok! Jangan adu mulut!"

"Eh--! Lo mau main tangan sama gue?!" Sinis Adel, mendorong balik bahu Bella.

"Udah lah. Lo berdua ngapain berantem di sini?!" Sela Ersen yang sangat malas dengan perdebatan perempuan.

"Dia duluan!" Adu Adel, menunjuk kesal ke arah Bella. Bella sendiri tak mau kalah, ia menunjuk balik sosok Adel.

"Kan lo duluan tolol!" Decak Bella tak kalah kesal.

Celine tak terima, ia refleks ikut mendorong bahu Bella, "Eh apa-apaan lo ngatain sahabat gue tolol! Lo kali yang bego! Udah gitu goblok lagi."

Alvin langsung mendekati Bella, berusaha menarik tangan gadis itu agar menjauh, "Bel, udah. Nggak perlu diurusin."

"Omongannya pedes, Vin."

"Biarin aja."

Mata keduanya masih sama-sama menatap tajam. Celine yang puas dengan ucapannya, sementara Bella yang masih menahan kesal.

"Bel, Cel, bisa nggak? Nggak usah pake debat." Ucap Ersen seraya menatap keduanya bergantian.

"Udah. Jangan diperpanjang. Buruan kita jalan, nggak jadi-jadi nanti." Celetuk Arra.

"Dan lo, Cel. Nggak usah pake emosi nanggepinnya. Ayo ke sana," lanjut Arra dengan menarik tangan kedua sahabatnya itu pergi.

Sedangkan di tempat, ke-empat laki-laki saling lempar pandang. Bella sendiri masih merasa kesal.

'Sok bijak lo, Ra.' batin Bella, meremat ujung roknya kuat-kuat.

"Dengerin omongan Arra. Capek gue sama cewek modelan gini," sindir Bagas menatap gadis di dekapan Alvin. Setelah itu ia ikut berjalan pergi

Ersen dan Delan hanya bisa menghela napas, "Lo jadi balik dulu?" Tanya Ersen ke Alvin.

Alvin yang merasa diajak ngobrol pun menoleh, "Hmm."

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang