I.N.P -28-

28.9K 2.4K 16
                                    

Pagi-pagi sekali Arra terbangun, membuka mata perlahan sambil menahan sakit di kepalanya yang ternyata masih berdenyut nyeri.

"Aww---" ringis gadis itu berusaha mendudukkan tubuhnya nyaman.

"Berangkat nggak, ya? Tapi, Alvin 'kan tanding hari ini. Masa gue nggak dateng?" Gerutu Arra, menoleh menatap laki-laki di sampingnya.

"Berangkat aja deh."

Beranjak dari ranjang dan melangkah menuju kamar mandi. Sementara Alvin masih tertidur damai di atas kasur.

Seusai berganti, seperti biasa ia memakai make up senatural mungkin, tapi untuk saat ini ia harus mengoles sedikit lip tint. Takut jika temannya nanti melihat wajahnya yang pucat.

Saat Arra selesai dengan rutinitasnya, ia berniat membangunkan lelaki itu.

"Vin, bangun." Kata Arra sembari menggoyangkan badan Alvin.

Diam, tak ada jawaban

"Alvin. Ayo bangun. Nanti kita telat."

Arra tetap menggoyang-goyangkan sedikit kuat. Tapi, nyatanya lelaki itu tak bergeming sedikitpun.

Tersulut kesal, ia langsung menarik-narik kuat tangan kekar lelaki itu. Tak berselang lama, sedikit pergerakan kecil mulai muncul. Alvin menggeliat.

"Ayok, Vin. Bangun." Arra menepuk-nepuk pundak lelaki itu.

"Hoam--- Lo apaan, sih. Minggir. Gue masih ngantuk." Ketus Alvin, menepis kasar tangan Arra.

"Makanya. Buruan bangun. Kamu 'kan tanding hari ini." Kesal Arra yang tetap mempertahankan tangannya mengusik tidur lelaki itu.

Alvin terdiam.

Terdiam sejenak, Arra mencoba mencari ide. Alhasil, ide cemerlang muncul tiba-tiba. Ia langsung endekatkan bibirnya ke telinga lelaki itu. Senyum jail mulai muncul di wajah cantik Arra, hingga tak lama, "ALVIN!"

Sontak Alvin langsung terperanjat, lelaki itu refleks terduduk dengan mata kantuknya, "Arra! Lo apa-apaan." Kesal Alvin, menatap geram.

"Makanya kalo ada yang ngomong tuh dijawab, hari ini kamu tanding. Ayok buruan mandi terus turun,"

"Kalo lo mau berangkat, ya, berangkat aja. Ribet amat hidup lo." Alvin kembali merebahkan tubuhnya.

Arra terpaku, ia menatap dengan mulut sedikit terbuka, "Vin, aku berangkatnya 'kan bareng kamu."

"Nggak. Berangkat sendiri. Jangan nyusahin orang."

"Nyusahin apanya? Udah lah. Berangkatnya sama kamu pokoknya."

"Ogah."

"Gue nggak mau tau. Berangkat bareng."

"Bodo. Gue nggak denger." Alvin langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Ya udah."

Arra berjalan menuju lemari baju sebelum keluar kamar. Mengambilkan lelakinya seragam, ada seragam basket, dan seragam hari ini. Menaruh dua pasang seragam itu ke atas kasur.

"Buruan mandi, berangkatnya jangan telat. Aku keluar." Arra mengambil tasnya yang berada di sofa kamar lalu berjalan keluar meninggalkan Alvin.

Dirasa gadis itu sudah pergi, Alvin memutar bola mata malas dibalik selimut.
Buru-buru ia membuka selimut, beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
.
.

"Pagi, Bik." Sapa Arra riang. Bibi yang sibuk mengaduk minuman langsung menoleh.

"Pagi non Arra."

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now