I.N.P -35-

32.6K 2.6K 31
                                    

"Bisa apa."

Deg

Arra mematung, ia tak bodoh. Ia tau suara itu, bahkan familiar di telinganya. Terdengar langkah seseorang di belakang, yang Arra tebak gadis itu akan mendekatinya.

Sret

"Jawab! Kenapa bisu?" Bella, gadis itu membalikkan tubuh Arra dengan kasar.

'Kok dia bisa... Apa tadi dia sempet sembunyi?' batin Arra yang tak luput memandangi wajah Bella.

Tak lama, tangan Bella terangkat begitu mudah. Ia mencengkeram dagu Arra kuat-kuat.

"Aarkh---" Arra langsung menepis kasar tangan Bella, sebelum gadis itu mencengkeram lebih erat, "Lo apa-apaan!"

"Lo yang apa-apaan. Makin ke sini lo makin nantang gue! Lo pikir gue nggak tau? Gue tau semuanya!"

"Tau semuanya? Tau apa?" Kata Arra.

Bukannya merespon ucapan Arra, Bella malah menarik kasar tangan gadis itu, membawanya ke toilet.

"Eh. Lo apa-apaan, sih, Bel. Lepasin tangan gue!"

"Lo bakal ngerasain akibatnya karena udah berani ngelawan gue!"

"Apaan sih?! Gue nggak ngelawan lo, males juga. Lepasin nggak?!"

"Nggak semudah itu. Lo pikir gue bisa dibodohi?" Bella tersenyum devil. Sementara Arra masih menatap biasa, ia juga tau apa yang terjadi selanjutnya.

"Ck, segitunya lo? Kalo sayang sama Alvin, ya jangan diselingkuhin. Murahan lo."

"Diem!"

"Gue punya mulut. Lepasin gue." Arra masih dalam keadaan tenang.

Bella sendiri semakin gencar ingin melakukan aksinya, "Sini!" Ia menyeret Arra sampai di depan cermin wastafel kamar mandi. Tangannya berganti menjambak rambut Arra, "Ngaca! Lo itu siapa?!"

Merasa kesal, Arra kembali menarik tangan Bella agar terlepas dari rambutnya, "Singkirin tangan lo!"

Sret

"Makanya, nggak usah macem-macem sama gue!" Kesal Bella.

"Macem-macem? Bukannya lo yang macem-macem?" Sindir Arra balik.

"Cih. Lo jangan sok belagu! Lo pikir gue nggak tau? Lo sama Alvin ada apa-apa?"

"Ya emang gue nggak ada apa-apa. Maksud lo apa, sih?" Kata Arra, tangan kirinya memegang sisi wastafel sekedar menyangga tubuh, sesekali mengetuk-ngetuk, "Kok lo jadi marah gitu?"

Bella berdecih malas, ia mengusap rambutnya sebelum mengatakan.

"Lo nggak usah sok polos ya, Ra. Lo ngaku sekarang. Kenapa lo sama Alvin satu rumah? Dan kenapa, rumah itu asing buat gue. Kalian ada apa sebenernya?"

Deg
.
.

"Arra kemana, sih? Pak Ali udah ngabarin kok dia-nya nggak balik-balik? Segitu enaknya ya di kamar mandi?" Gerutu Celine yang siap untuk berganti pakaian. Tangannya saja sudah memegang baju olahraga, untuknya dan seragam punya Arra.

"Kita ke sana aja deh, Cel. Lagian juga nungguin di sini kelamaan." Sahut Adel yang masih terduduk manis.

Baru 1 menit yang lalu pak Ali datang ke kelas mereka, menyuruh untuk berganti pakaian. Tapi sampai sekarang Arra tak kunjung kembali.

"Terus nanti kalo nggak ketemu di sana gimana? Kita harus nyari-nyari gitu? Males tau." Kata Celine.

"Ya udah si cari aja. Kalo lo nggak mau nyari, biar gue. Susah amat itu hidup." Kesal Adel, beranjak dari duduknya, dan berjalan meninggalkan kelas. Meninggalkan Celine yang masih berdiri di sisi meja.

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now