I.N.P -27-

31.6K 2.8K 203
                                    

~ Dipukul mundur oleh keadaan,
Dipaksa bertahan oleh perasaan. ~
_i.n.p

✯✯✯

Suara ketukan pintu itu membuat Arra kembali mendongak. Dengan malas ia berdiri dan berjalan gontai menuju keluar rumah, membukakan pintu.

Ceklek

Matanya langsung membelalak sempurna kala melihat sosok di depannya sekarang.

"Bik Nara?" Ucap Arra terkejut.

Bibi Nara tersenyum manis, ia adalah satu-satunya pembantu yang sangat dipercayai oleh keluarga Arra. Karena sudah bekerja saat orang tua Arra baru menikah.

"Sore, Non-- eh? Kok mukanya Non Arra gitu? Kok pucet non? Sakit?" Panik bibi, menjatuhkan tas yang ia tenteng. Berjalan mendekati anak majikannya itu.

"Enggak kok, Bik. Mari masuk dulu, Bik. Nggak enak di luar."

Bik Nara mengangguk, "Iya, Non." Ia kembali menenteng tasnya, berjalan masuk ke rumah.

"Kenapa atuh, Non? Cerita sama bibi," tanya bik Nara begitu mereka sampai di ruang tamu.

"Enggak, Bik. Arra baik-baik aja."

"Non Arra ke kamar aja kalo gitu, mau bibi buatin bubur? Susu anget? Atau apa, Non?"

Arra menggelengkan kepala, "Nggak perlu. Bibi di sini aja Arra udah seneng kok. Ada temennya. Arra kira bibi nggak bisa ke sini tau."

"Bibi pasti ke sini, Non. Cuma beres-beres dulu di rumah nyonya. Kalo gitu, Non ke kamar aja, jangan di sini."

Arra mengangguk, bangkit dari duduknya. Berjalan malas ke lantai dua dimana kamarnya berada. Sedangkan Bibi Nara berjalan menuju kamar yang ada di bawah.

Saat Arra baru sampai di anak tangga ke-tiga, Arra merasakan pusing. Penglihatannya tiba-tiba buram begitu saja, lama kelamaan menghitam, tanpa sadar.

Brukk

"NON ARRA!!!"
.
.

Alvin masih tertidur disisi gadis yang terpejam tenang. Laki-laki itu terlihat nyaman, tak lama sebuah pergerakan muncul.

"Ngghh--" Bella menggeliat, sedikit membuka matanya. Ia terkejut kala melihat keadaan sekitar, "Loh, gue kenapa? Kok ada disini?"

Detik berikutnya, mata Bella tertuju pada seseorang yang tertidur dengan menggenggam tangannya. Bella tersenyum senang seraya mengelus lembut puncak kepala Alvin, "Ternyata lo yang bawa gue ke sini. Gue kira nggak bakal dateng, sesayang itu ya, Vin, lo sama gue?"

Drtt Drtt Drtt

Bella terkejut mendengar dering hapenya di atas nakas, buru-buru ia mengambil. Membuka lockscreen ponselnya memperlihatkan satu nama tertera di sana.

'Pake nelfon lagi.' batin Bella. Dengan cepat gadis itu mengangkat.

"Halo, Sam."

"....."

"Ee maaf, gue lagi nggak enak badan soalnya,"

"....."

"Ha? Eh, nggak usah, ntar juga sembuh kok."

"....."

"Iya lo tenang aja,"

"....."

"Oh, enggak sih. Beneran? Ser--"

"Bell, kamu udah sadar?" Ucap Alvin tiba-tiba. Bella tergelalap, buru-buru mematikan panggilan itu, menyembunyikannya ke belakang tubuh.

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now