I.N.P -26-

30.2K 2.5K 195
                                    

Alvin mematung melihat pemandangan di depan matanya sekarang. Seketika jiwanya seperti melayang begitu saja.

Bagaimana tidak? Sekarang ia melihat Bella tengah terbaring lemah di depan semangkuk makanan. Alvin tak bodoh, ia tau kekasihnya sudah melanggar pantangannya sendiri.

Dengan sigap Alvin mendekat lalu mengangkat kepala Bella.

"Bel. Bella." Panggilnya sambil menepuk lembut pipi gadis itu.

Diam.

"Bella... Hei."

Diam.

"Bel, bangun sayang. Buka matamu, aku di sini."

Hening.

Semakin panik, Alvin langsung mengangkat tubuh Bella sesekali ia menetralkan rasa takut disekujur tubuhnya. Buru-buru ia keluar menuju garasi, masuk ke dalam mobil milik gadis itu dan langsung menancapkan gas meninggalkan pelataran rumah.
.
.

Saat sampai di dalam rumah, Arra tak melihat tanda-tanda kedua mertuanya. Dimana mereka?.

Baru saja kepalanya celingak-celinguk mencari mama di dalam, tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Pas sekali.

"Arra." Panggil Mama Alera dari arah dapur, berjalan mendekatinya.

Arra menoleh, "Iya, Mah?"

"Loh. Alvin mana?" Tanya Mama kala sadar putranya tak bersama gadis itu.

Arra bingung harus menjawab apa. Matanya melihat sekeliling, berusaha mencari-cari alasan yang tepat.

"Arra sayang. Alvin mana, Nak? Kamu nggak masuk bareng Alvin?"

"Enggak, Mah. Itu, ee... Alvin pergi ke--"

"Kemana Arra?" Potong papa Rama tiba-tiba dari lantai atas, pria dewasa itu berjalan mendekati Arra dan mama.

Sesampainya di bawah, papa Rama menatap Arra penuh selidik. Arra semakin tergelalap dibuat bingung. Ia takut jika nanti papa mertua akan memarahi Alvin lagi, jika dia bilang kalau Alvin pergi ke rumah Bella.

"Kemana dia? Jawab jujur pertanyaan Papa, Arra." Ulang papa. Arra semakin bergetar tak karuan.

"E--ee, itu, Pah. Tadi pergi sebentar. Udah pamit kok sama Arra."

"Iya, Ra. Papa tau, tapi kemana perginya?"

"Ra, ayo jawab jujur. Kemana Alvin?" Timpal mama Alera yang sedikit curiga dengan gelagat gadis itu.

Diam. Arra tak bergeming.

Detik berikutnya, tiba-tiba papa Rama berjalan ke pintu utama, Arra semakin dibuat gelagapan. Dengan cepat mulutnya berucap apa adanya sesuai dipikirannya saat ini.

"Ke rumah Ersen, Pah." Ucap Arra sedikit keras.

Papa Rama berhenti, membalikkan badan menatap gadis itu seraya mengerutkan kedua alis.

"Rumah Ersen?" Arra mengangguk gugup.

"I-iya, katanya mau latihan lagi buat acara basket besok."

Mama Alera menatap Arra penuh tanya, "Beneran? Kamu nggak bohong 'kan?"

"Iya kok, Mah. Bener." Katanya sambil tersenyum.

"Ya sudah, kamu jangan bohong sama Papa, ya, Ra."

Arra mengangguk paham. Papa Rama melanjutkan langkahnya, bukan, bukan keluar rumah. Melainkan ke arah belakang menuju ruang kerjanya.

Arra bernapas lega. Sedangkan di tempat masih ada mama Alera yang tampak ragu dengan ucapannya.

I'm Not Parasite [END] PROSES PENERBITANWhere stories live. Discover now