Part 54||The Secrets Were Revealed

6.3K 358 20
                                    

Selamat malam semuanya...

Akhirnya update juga 😆 semoga kalian suka dengan part kali ini yaa..

Jangan lupa untuk vote dengan cara klik 🌟 di pojok kiri bawah dan comment–nya juga ya..

Kalian harus baca sampe akhir wajib banget, karena ada beberapa info yang bakal aku kasih tahu mengenai kelanjutan cerita ini..

Happy Reading!!

****

Sudah dua hari ini Viona sering melamun dan ia pun berdiam diri di kamar. Sangat jarang Viona keluar dari kamar, hanya ketika makan baru ia akan keluar. Seperti sekarang, terlihat Viona yang tengah melamun di balkon kamarnya. Tatapannya kosong, dan sesekali keningnya terlihat mengerut. Entah apa yang sedang ia pikirkan.

Semenjak pertemuannya dengan Mr. Aston saat itu, tanpa Viona sadari sikapnya perlahan mulai berubah. Tentu saja, hal itu dirasakan juga oleh Sean yang menyadari perubahan dari Viona, ia dibuat bingung dan gelisah. Sean berpikir apa dirinya ada berbuat salah pada Viona. Namun, Sean tak kunjung menemukan jawabannya, ia merasa hubungannya dengan Viona baik-baik saja.

Bahkan ketika makan malam dengan keluarga Mr. Scott, Viona masih bersikap seperti biasa padanya. Dan dalam hitungan jam semuanya kini telah berubah. Viona lebih sering mendiamkannya dan terlihat sering melamun. Hanya ketika Sean bertanya, baru Viona akan menjawabnnya. Itupun jawaban yang keluar hanya dua kata atau tiga kata.

Seperti sekarang, Sean yang baru masuk ke dalam kamar dengan sebuah nampan yang berada ditangannya membawakan matcha tea kesukaan Viona. Sean sedari tadi memanggil Viona namun, Viona tidak kunjung meresponnya.

Sean menghela napas panjang, mencoba untuk bersabar. Bagaimanapun juga ia tidak boleh sampai kelepasan dan melukai Viona. Sean tidak ingin Viona sampai membencinya apalagi menjauh darinya.

"Vee..." panggil Sean lembut, lalu kedua tangannya melingkar di perut Viona dan memeluknya erat. Seolah-olah Viona akan pergi darinya jika sedikitpun Sean melepaskannya.

Sean menopang dagunya di pundak Viona, melalui ekor matanya Sean melihat jika Viona tengah melamun. Hati Sean teriris melihatnya. Beberapa pertanyaan seringkali muncul di pikirannya. Apa yang membuat Viona seperti ini? dan apa yang Viona pikirkan? Ingin sekali Sean menanyakan semua yang ada di otaknya, namun Sean tak mampu.

"Ayo masuk. Udara disini dingin, kau bisa sakit nanti." ucap Sean, namun Viona masih diam membisu. Akhirnya Sean menuntun Viona membawa masuk ke dalam kamar. Sean dudukkan tubuh Viona di tempat tidur, lalu segera menutup pintu balkon. Sean menghampiri Viona yang masih membisu dengan tatapannya yang kosong.

Sean menghela napas kasar. Hatinya berdenyut merasakan sakit, melihat Viona yang seperti sekarang. Tatapannya kini terlihat sendu, hampa dan kosong. Bukan tatapan yang ceria, wanita yang ada di depannya sekarang terlihat seperti bukan Viona.

Sean pun duduk di samping Viona, lalu Sean mengambil matcha tea yang ia letakkan di atas nakas untuk diminum Viona.

"Vee.. aku membuatkan minuman kesukaanmu. Minumlah." ucap Sean.

Beberapa detik belum ada reaspon dari Viona, sampai akhrinya Viona menoleh ke arah Sean yang kini tengah menatapnya dengan senyum yang mengembang. Viona bergeming, ia belum juga merespon ucapan Sean. Membuat Sean khawatir.

"Apa ada yang sakit, Vee? Dimana? Katakan!" tanya Sean cemas.

"Tidak ada." jawab Viona akhirnya.

Sean menghela napas lega. Ia sudah begitu khawatir, apalagi melihat Viona yang hanya diam. Sean mengelus puncak kepala Viona.

"Minumlah." ucap Sean seraya mengulurkan tangannya yang memegang secangkir matcha tea. Viona menatap ke arah tangan Sean, lalu mengambilnya.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now