Part 47||He's gone

6.3K 399 78
                                    

Hallo guys!!

Sean dan Viona update lagi yeayy 👏 sesuai janji aku malam ini bakal up dan akhirnya up yeahh 😅

Jangan lupa Vote dan Comment nya kalo bisa setiap paragraf tinggalkan jejak kalian okay 😉

Happy Reading!!

****

Saat ini Viona sedang berada di taman belakang mansion Sean, salah satu tempat favoritenya

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Saat ini Viona sedang berada di taman belakang mansion Sean, salah satu tempat favoritenya. Viona menarik napas dalam-dalam, menikmati aroma bunga yang masuk ke indra penciumannya. Sejenak Viona bisa melupakan beban hidupnya. Walaupun bayang-bayang masa lalunya masih dominan di ingatannya. Namun Viona bersyukur, ia masih diberikan kesempatan hidup dan masih bisa menikmati keindahan dunia.

Viona menatap bunga yang menghiasi taman itu, Viona tersenyum pahit. Alangkah bahagianya jika kehidupan yang Viona jalani seindah bunga itu. Selama ini kehidupan Viona sangat terasa sulit, banyak cobaan yang mewarnai kehidupannya. Namun, dari itu semua Viona hanya bisa berdoa semoga kedepannya ia bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi.

Sudah seminggu lamanya Viona dan Sean sama sekali tidak ada yang berbicara. Keduanya seakan diam membisu dan—lagipula Sean selalu pulang larut malam. Viona merasa biasa saja dengan hal itu, lain hal dengan Sean yang terlihat frustasi sekali karena Viona mendiamkannya.

Viona juga tidak bermaksud mendiamkan Sean, namun Sean sendiri yang tidak ada memulai berbicara padanya membuat Viona diam saja. Viona tidak sama sekali marah kepada Sean, ia hanya tidak suka Sean bersikap seperti itu. Sikap Sean seperti itulah yang membuat Viona merasa kecewa dan—sedih, karena sikap itu mengingatkannya dengan sosok yang Viona sangat benci. Benci? Entahlah Viona tidak tahu, ia juga tidak bisa sepenuhnya membenci sosok itu, karena kehadarinya sangat berarti dalam hidup Viona dulu dan—Viona akui dihatinya masih tersimpan akan kerinduaan sosok itu. Viona masih belum beranjak, ia memutuskan untuk menghabiskan waktu sorenya di taman belakang sampai menjelang malam.

Berbeda dengan Viona yang menghabiskan waktu di taman belakang, sedangkan Sean ia menghabiskan waktunya di ruang kerjanya dengan setumpuk berkas-berkas. Sean memijat pelan pelipisnya yang terasa pusing.

Tok Tok Tok

"Masuk." perintah Sean. Setelah itu seseorang masuk ke dalam dan ternyata Liam yang mengetuk pintu itu.

"Ada apa?" tanya Sean.

"Permisi Tuan. Saya hanya ingin menyerahkan berkas ini." ucap Liam yang langsung membuat Sean menatap tajam Liam.

"Maaf Tuan. Tapi ini berkas terakhir anda yang harus anda periksa." ucap Liam yang sedikit takut melihat tatapan Sean yang seakan siap menerkam mangsanya.

Sean menghela napas lelah. Berkas yang ada di mejanya saja belum selesai, ini ditambah satu lagi. Kepala Sean seakan ingin meledak, percayalah menjadi pengusaha sukses tidak mudah seperti apa yang orang lihat.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now