Part 44||Message

7.9K 419 48
                                    

Hallo guys!!

Masih setia gak nih sama cerita aku? Makasih yang udah sabar nunggu kelanjutan cerita aku.

Terus dukung cerita ini dengan vote juga comment nya, silahkan tekan 🌟 di pojok kiri bawah yaa.. Makasih❤

Happy Reading!!

****

Kini hubungan Sean dan Viona semakin bahagia dan-sikap Sean yang selalu romantis pada Viona, membuat hati Viona berbunga-bunga. Mereka berdua saling memberikan perhatian lebih, yaa walaupun Viona masih malu-malu. Meskipun hubungan keduanya sangat bahagia dan romantis-namun sampai saat ini hubungan keduanya masih tidak jelas. Dikatakan kekasih? Tidak. Dikatakan teman? Juga tidak.

Entahlah Viona juga tidak tahu, hubungan seperti apa yang ia jalani bersama Sean. Walaupun mereka berdua sudah mengetahui perasaan masing-masing, namun tetap saja hal itu kadang membuat Viona berpikir ribuan kali. Viona juga tidak ingin berharap lebih, bisa saja Sean hanya bermain-main dengannya. Namun, untuk saat ini Viona merasakan bahagia. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya.

Saat ini Viona sedang berada di halaman belakang mansion Sean, salah satu tempat favorite Viona.

"Apa yang sedang kau pikirkan, hm?" tanya Sean yang tiba-tiba langsung memeluk tubuh Viona dari belakang, membuat Viona terkejut.

"Kau ini sehari saja tidak membuatku terkejut tidak bisa yaa?" ucap Viona kesal, namun Sean hanya terkekeh geli.

"Sean, bukankah kau sedang meeting. Kenapa kau ada disini?" tanya Viona bingung.

"Yaa benar. Tapi bagaimana lagi aku sudah sangat merindukanmu, jadi aku pulang saja meninggalkan rapat yang membosankan itu." ucap Sean santai.

"Asataga Sean! kau tidak bisa seperti itu." ucap Viona sambil menggelengkan kepalanya heran.

"Kenapa tidak bisa? Aku kan boss nya jadi yaa terserah aku saja." ucap Sean santai membuat Viona memutar matanya jengah.

Viona membalikkan tubuhnya, menatap Sean garang. Sedangkan Sean hanya tersenyum polos seperti anak kecil yang tidak melakukan kesalahan apapun.

"Justru karena kau boss nya, kau harus bisa mencontohkan yang baik Sean." ucap Viona sabar, rasanya ia ingin sekali mencakar-cakar wajah tidak bersalah Sean itu. Sekarang juga!

"Sudahlah, itu tidak penting." ucap Sean lalu menarik tubuh Viona ke pelukannya. Viona menghela napas panjang, sulit untuk menasehati Sean yang berotak keras kepala itu.

"Yang terpenting sekarang adalah dirimu." ucap Sean yang langsung membuat jantung Viona berdetak tidak karuan. Sean memeluk erat tubuh Viona, seolah-olah ia tidak ingin Viona lepas darinya. Tak dapat dipungkiri, Viona merasa sangat nyaman dengan pelukan yang Sean berikan. Viona pun akhirnya membalas pelukan Sean, menyandarkan kepalanya pada dada bidang Sean-menghirup dalam-dalam aroma maskulin yang menguar dari tubuh Sean.

"Apa kau sudah makan?" tanya Sean. Viona mejawab dengan gelengan kepala.

"Kalau begitu ayoo kita makan siang bersama." ucap Sean.

"Baiklah aku akan memasakanmu. Kau mau aku masakkan apa?" tanya Viona dengan kepala yang mendongak menatap wajah Sean.

"Aku ingin masakan Prancis." ucap Sean membuat Viona tercengang.

"Ta-pi aku tidak bisa memasak masakan Prancis, Sean." ucap Viona terus terang.

"Aku tahu." ucap Sean dengan senyum miringnya yang menatap Viona dengan kerlingan matanya. Membuat Viona curiga dengan Sean. Tidak lama terdengar suara helikopter. Viona menatap ke atas dan benar saja sebuah helikopter yang akan turun ke atas atap mansion.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora