Part 22||What Spain? What the fuck?

10.4K 560 0
                                    

Follow ig aku yaa @micangurel karena biasanya aku sering ngasih spoiler di InstaStory dan beberapa info tentang cerita Sean dan Viona. Jangan lupa follow yaa guys.. Thanks

Please Vote and Komen. Karena setiap Vote juga komentar kalian sangat berarti banget buat aku, semacam moodbooster gitu buat ngelanjutin cerita Sean dan Viona.

Happy Reading!!

****

Viona di dalam kamar sedari tadi terlihat gelisah. Sudah beberapa kali ia mondar mandir tidak jelas. Seperti sekarang ini ia sedang duduk di sofa namun tubuhnya tidak tenang seperti cacing kepanasan.

"Aiissshhh kemana sih pria itu. Sudah malam seperti ini belum juga pulang." Omel Viona seorang diri. Viona jadi kesal sendiri, Sean bilang hanya pergi sebentar tapi apa? Sampai malam seperti ini pun ia belum juga pulang. Viona kan jadi khawatir. Shit!! Tanpa sadar Viona mengkhawatirkan pria arrogant itu. Huh menyebalkan. Kenapa sih? Hatinya ini tidak bisa dikontrol, membuat Viona menjadi terjebak dalam pesona pria arrogant dan sialnya berwajah tampan. Double Shit!! Tamatlah riwayat Viona.

Suara denting jam menemani Viona di kesunyian kamar ini. Viona sedari tadi masih terjaga dan taka da niat pun untuk tidur padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Namun Viona tidak peduli. Ia ingin menunggu Sean sampai pulang dan memastikan jika keadaanya baik-baik saja. Yaa.. dan Viona putuskan untuk menunggu Sean pulang walaupun semalam apapun ia akan tetap terjaga.

"Hmm.. apa masalah kantornya sangat parah sekali? Sampai-sampai malam seperti ini belum selesai juga. Hah... kasian sekali Sean." Ucap Viona dengan nada khawatir.

"Apa Sean sudah makan apa belum ya? Pasti pria itu melewatkan makan malamnya karena terlalu sibuk dengan urusan kantornya." Monolong Viona yang sudah benar-benar khawatir. Entah mengapa Viona menjadi begitu peduli sekali dengan Sean. Bahkan Viona rela menunggunya sampai larut malam seperti ini demi menunggu Sean pulang. OH GOD!! Seperti Viona benar-benar jatuh ke hatinya Sean.

"Sial apa lagi ini!" geram Sean frustasi.

"Kau membuatku jadi tidak bisa pulang." Desah Sean frustasi kepada Liam.

"Maaf Tuan. Memang kali ini banyak yang harus diselesaikan."

"Kau sudah mengantar berkas yang sudah ku selesaikan ke rumah Iren?" tanya Sean sambil meneliti setiap lembar berkas.

"Sudah Tuan."

"Baiklah kau boleh pergi." Ucap Sean namun sebelum Liam berbalik pergi Sean mengatakan..

"Bagaimana keadaan Viona?"

"Nona Viona baik-baik saja." Ucap Liam dan Sean hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau terus awasi orang itu jangan sampai ia mencelakakan Viona." ucap Sean dengan amarah yang tertahan.

"Baik Tuan." setelah itu Liam pergi meninggalkan Sean yang sendiri di ruang kerjanya dengan berkas-berkas yang menumpuk.

"Huh.. aku harus cepat menyelesaikan berkas ini. Aku tidak sabar ingin pulang." Desah Sean lelah.

Lain halnya Viona yang sekarang mulai menangantuk namun ia sekuat tenaga menahannya. Matanya sempat beberapa kali terpejam namun sebisa mungkin ia membelakkan matanya.

"Astaga aku ngantuk sekali. Sean ini kenapa jam segini belum pulang juga padahalkan ini sudah jam 1, huh menyebalkan awas saja jika ia sudah datang akan ku cakar-cakar wajah tampannya." Omel Viona dengan berapi-api.

"Daripada aku ngantuk lebih baik aku menyemil saja. Masa bodo dengan makan malam-malam akan membuat badan gendut, aku tidak peduli."

"Lagipula aku membutuhkan tenaga untuk menghajar pria arrogant itu, huh lihat saja." Ucap Viona yang masih diliputi rasa membara dan kesal.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now