Part 11||Just a Dream!!

17.3K 906 12
                                    

Hai hai.... akhirnya mican update lagi setelah sekian lama gak update karena masa kuliah aku yang bikin pusing dan gak sempet lagi yang namanya megang hp. Jadi maaf yaa kalo nunggu updatenya kelamaan. Dan bonusnya di part ini yaitu... part ini agak panjang daripada part sebelumnya huhh hampir 2000 kata lohh..

Yukk langsung aja dibaca dan jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah yaa..

Happy Reading!!

******

"Apa kau kedinginan?" Tanya Sean yang melihat badan Viona sedikit bergetar.

"Ini sangat dingin Sean." Jawab Viona dengan suara yang bergetar menahan dinginnya. Bagaimana Viona tidak kedinginan, mereka berdua terlalu lama bermain dalam kolam renang. Bayangkan saja mereka hampir menghabiskan waktu sekitar satu jam. Mereka berdua terlalu larut dalam kesenangan.

Sean pun langsung membalut tubuh Viona dengan handuk yang sudah tersedia di tepi kolam. Sean mengedarkan pandangannya mencari pelayan yang berada disekitar kolam renang, dan untung saja ada para pelayan yang sedang membersihkan ruangan sekitar. Sean tidak mengetahui jika para pelayan memang telah lama berada di sekitar kolam renang, ia tidak tahu jika para pelayan diam-diam bersembunyi mengamati Tuannya dan Viona.

Salah satu pelayan yang merasa ditatap itu pun menghampiri Sean.

"Yaa ada apa Tuan, apa anda perlu sesuatu?" tanya pelayan tersebut dengan sopan.

"Tolong buatkan minuman hangat untuknya, antar saja ke kamarnya!" Perintah Sean yang langsung dilaksanakan pelayan itu.

"Baik Tuan." Ucap pelayan itu hormat sebelum pergi.

"Viona sebaiknya kau ganti bajumu, agar tidak kedinginan." Ucap Sean khawatir yang melihat kondisi Viona. Viona hanya menganggukkan kepalanya. Sean pun mengantarkan Viona ke kamarnya. Viona tidak menyadari sejak tadi tangan Sean telah melingkar di pinggangnya. Jika saja Viona menyadarinya mungkin sudah sejak tadi pipinya seperti kepiting rebus.

"Kau bisa sendirikan mengganti bajumu?" Goda Sean.

"Seeann.." suara erengan Viona kesal, bisa-bisanya saat situasi seperti ini ia masih bisa membuatnya kesal.

"Hahahaha... baikalah aku akan ganti baju dulu, padalah jika kau memerlukan bantuan aku dengan senang hati membantumu." Goda Sean dengan alis yang terangkat dan jangan lupakan senyum devilnya yang membuat Viona kesal.

"Dasar pria mesum!!" ucap Viona langsung masuk kamar dan...

Blammm

Suara pintu yang dibanting tepat di depan wajah Sean. Bukannya kesal dengan perilaku Viona, Sean malah tertawa terbahal-bahak.

"Hahaha..." Suara tawa Sean membuat Viona menghentakan kakinya dengan kesal. Memang berada di dekat Sean harus banyak-banyak bersabar hati, belum lagi jika perilaku Sean yang tiba-tiba membuat hatinya berdegub kencang uhh Viona tidak kuat rasanya ia ingin melambaikan tangannya tanda menyerah saja.

*****

Tok Tok Tok...

Viona yang sedang berduduk santai di sofa mendegar pintu kamarnya diketuk. Ia pun segera membukakannya.

Ceklek

"Sean.." ucap Viona, ternyata yang mengetuk pintu adalah Sean.

"eemm apa kau sudah baikan?" tanya Sean yang tiba-tiba gugup.

"yaa sudah." Jawab Viona singkat yang membuat Sean menjadi canggung ingin berbicara.

"aahh ya syukurlah." Ucap Sean kikuk.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang