Part 51||Stay Away

6.2K 434 136
                                    

Hallo guys!!

Masih pada setia kan nih sama cerita Sean dan Viona?
Atau ada yg bosen gitu?

Seberapa suka kalian sama cerita The Psychopath Prince?
a. Biasa aja
b. Suka
c. Suka banget

Kalian lebih suka yang mana?
a. SEAN
b. VIONA

Silahkan dijawab yaa guys.. pertanyaannya gak susah kok, gak susah ky kalian ujian sekolah 😅

Ditunggu jawabannya..

Dan jangan lupa Vote dan Comment.. Viewers banyak tp Vote dan Comment kurang nih, langsung vote klik bintang di pojok kiri bawah yaa.. thank you

Happy Reading!

****

Disebuah ruangan yang luas dan gelap dengan penerangan yang minim. Terlihat seorang pria yang sedang menyesap champagne nya, menikmatinya dengan perlahan. Pria itu adalah Sean. Saat ini Sean berada di apartemen nya yang dulu sempat ia tempati, sebelum akhirnya ia pindah ke mansion.

Sengaja Sean hari ini tidak pulang, karena ia masih kecewa dengan Viona. Sean sama sekali tidak marah pada Viona, ia hanya sedikit kecewa. Karena Viona sama sekali tidak memberitahu semuanya dan lebih memilih berbohong padanya.

Mungkin jika Viona memberitahu pada Sean, ia akan membantu masalah Viona dan Viona tidak perlu sampai menjual kalung Viona dan cincin darinya. Satu hal itulah yang membuat Sean merasa kesal juga kecewa. Dengan semudah itu Viona menjual cincin darinya. Cincin yang ia berikan sebagai tanda bahwa Viona adalah miliknya, namun—Viona justru menjualnya.

Apa cincin itu tidak ada artinya bagi Viona? Sehingga Viona dengan mudahnya menjualnya begitu saja? Begitu banyak pertanyaan yang memenuhi pikirannya. Sebenarnya Sean sudah mengetahui jika ayah Viona meminta uang pada Viona. Bagaimana bisa? Tentu saja itu hal yang mudah bagi Sean. Karena ponsel Viona sudah otomatis terhubung pada ponsel miliknya, semua pesan dan panggilan akan masuk ke ponsel Sean. Bahkan Sean memerintahkan anak buahnya mengikuti Viona dan Sean juga lah yang mempermudah Viona mendapatkan uang untuk ayahnya ketika Viona menjual kalung dan cincin di toko perhiasaan itu.

Sean masih bersikap seperti biasa, seolah-olah ia tidak mengetahui hal yang terjadi pada Viona. Karena ia ingin Viona sendiri lah yang memberitahunya. Sean hanya ingin Viona terbuka padanya dan mengatakan semuanya. Sean ingin dirinyalah menjadi orang pertama jika Viona membutuhkan sesuatu atau apapun itu.

Dan lagi—bagaimana jika terjadi sesuatu pada Viona? Untung saja saat itu Sean datang tempat pada waktunya, jika tidak? Entahlah apa yang terjadi pada Viona karena Evan itu. Jika sampai terjadi sesuatu pada Viona, dirinyalah yang patut disalahkan. Karena tidak bisa menjaga Viona, Sean pasti akan menyesalinya seumur hidup.

Sudah cukup Viona terlibat dalam bahaya karena dirinya. Sean tidak ingin sampai sesuatu terjadi lagi pada Viona. Apalagi jika sampai ia kehilangan Viona, rasanya Sean lebih baik mati saja daripada harus kehilangan Viona. Apalah arti hidupnya jika tanpa Viona. Yaa seperti itu pentingnya Viona dalam hidupnya.

Sean melonggarkan dasinya yang terasa sesak di lehernya. Ia menuangkan kembali champagne ke gelas kecil miliknya dan meminumnya dalam sekali tegukan. Sean butuh minuman itu untuk menghilangkan beban pikirannya yang terasa berat. Entah sudah berapa botol yang Sean habiskan dan ia malam ini sama sekali tidak berniat untuk pulang ke mansion. Sean juga tidak ingin jika ia sampai kehilangan kendali dan melakukan sesuatu yang mungkin akan membuat Viona bisa terluka karena dirinya. Tidak. Sean tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sean sangat mencintai Viona, ia tidak ingin menyakiti hati Viona apalagi sampai melukainya.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now