Part 35||Revenge (1)

8.8K 488 38
                                    

Hallo guys!!

Sean dan Viona update lagi.. semoga suka dengan part ini yaa..

Jangan lupa untuk vote nya yaa juga komentar nya nih 😊

Happy Reading!!

****

Sudah dua hari berlalu, namun Viona tak kunjung juga membuka matanya. Bahkan monitor pedeteksi jantung masih berbunyi lemah. Viona terbaring lemah dengan damai. Seakan-akan ia sudah sangat betah dalam keadaan seperti itu.

Sean mengusap lembut kepala Viona yang berbalut perban. Sesekali Sean mencium kening Viona, berharap wanita itu akan bangun. Sean mengusap lembut tangan Viona, bahkan Sean tak pernah meninggalkan Viona sejak dua hari ini. Baju yang Sean kenakan pun masih sama, dengan penampilan yang begitu berantakan. Alex dan Max sudah membujuk Sean agar ia mengganti bajunya dan membersihkan tubuhnya, namun Sean menolak mentah-mentah. Mereka berdua pun akhirnya menyerah, sangat sulit membujuk Sean.

Sean benar-benar tak sedetik pun meninggalkan Viona. Seakan-akan jika ia meninggalkan Viona sebentar saja, ia bisa kehilangan Viona. Tidak! Sean tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Ceklek

Suara pintu yang terbuka tak sedekit pun mengalihkan pandangan mata Sean dari Viona. Sean masih menatap Viona dengan sendu.

"Ya Tuhan!! Apa yang terjadi pada putriku." Ternyata yang masuk tadi adalah kedua orang tua Sean. Liana langsung panik melihat kondisi Viona. Sean hanya menatap ibunya dengan nanar.

Jack juga menatap Viona dengan sedih. Jack menepuk punggung Sean, seakan memberikan kekuatan pada anaknya.

"Bagaimana ini bisa terjadi Sean?" tanya Liana yang sekarang sudah menangis.

"Viona tertabrak saat menyebrang jalan." Ucap Sean lemah. Liana menatap prihatin pada putranya. Sean begitu terlihat kacau dan Liana bisa melihat tatapan Sean begitu terluka.

"Kau harus bersabar Sean. Kita hanya bisa menyerahkan semuanya pada Tuhan." Ucap Jack yang dibalas Sean hanya anggukan kepala.

"Sean" panggil Liana.

"Apa kau tidak ada pulang ke rumah?" tanya Liana.

"Tidak Mom." Jawab Sean membuat Liana mengelah nafas panjang. Dugaannya benar, putranya tidak ada sama sekali pulang. Pantas saja pakaian yang Sean gunakan begitu terlihat lusuh, dan masih terdapat noda bekas darah. Benar-benar memprihatinkan.

"Kalau begitu kau pulanglah. Biar Mommy dan Daddy yang menjaga Viona. Kau pasti lelah, bukan? Jangan sampai kau sakit Sean." nasehat Liana pada Sean.

"Tidak Mom, aku tidak mau meninggalkan Viona." Ucap Sean keras kepala.

"Sean... jika kau seperti ini kau bisa sakit. Jika kau sakit, siapa yang akan menjaga Viona? Mommy yakin Viona pasti tidak suka jika melihatmu yang seperti ini." Ucap Liana lembut, membujuk Sean.

Sean memikirkan ucapan Mommy nya. Apa yang dikatakan benar, Viona pasti tidak suka melihatnya dalam keadaan seperti ini. Sean menghela nafas panjang.

"Baiklah." Putus Sean akhirnya. Liana dan Jack tersenyum melihatnya.

"Apa perlu Daddy temani?" tanya Jack.

"Tidak usah Dad. Aku hanya sebentar saja." Ucap Sean sebelum pergi meninggalkan Viona. Ia mencium kening Viona dengan sayang. Membuat kedua orang tua Sean tersenyum bahagia. Akhirnya putranya bisa membuka hatinya. Karena Sean sejak dulu begitu anti terhadap wanita, bahkan Liana khawatir dengan Sean jika putranya akan menjadi perjaka tua seumur hidup. Tapi sekarang, Liana bisa bernapas lega karena ia bisa melihat jika putranya itu begitu mencintai Viona. Liana sangat bersyukur dan berterimakasih pada Viona, semenjak kehadiran Viona kehidupan Sean begitu berubah.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang