Part 45||Threat

6.3K 386 61
                                    

Hallo guys!!

Yeayy Updated lagi..

Karena bnyk banget yaa minta up dan author jd gak tega kalo harus nunggu sampe target vote tercapai, jd author putuskan untuk update... pada suka gak nih😆

Udah siap baca belum?
Pada penasaran gak sama yg ngirim pesan ke Viona?
Kalo menurut kalian siapa tuh orgnya?
Pengen tau siapa orgnya? Yukk langsung baca yaa..

Tapi jangan lupa untuk Vote dan Comment yaa..

Happy Reading!!

****

Temui aku di Radina's Coffee House and Bakery. Sekarang juga!
Jika kau tidak datang. Siap-siap saja gedung kantor kekasihmu akan aku ledakkan!

INGATLAH INI BUKAN HANYA SEBUAH LELUCON! CEPATLAH DATANG SEBELUM AKU MELEDAKKAN KANTOR KEKASIHMU!!

Viona menutup mulutnya tak percaya, ia sangat shock. Gosh!! Apa lagi ini dan-apakah Viona harus menurutinya untuk datang? Atau sebaiknya Viona abaikan saja, seperti pesan yang beberapa hari lalu?

****

Viona duduk dengan gelisah. Ia masih bingung untuk datang atau tidak. Tapi... bagaimana jika Viona tidak datang? Apakah yang dikatakannya sungguhan, jika ia akan meledakkan kantor ini.

"Yaa Tuhan... bagaimana ini?" tanya Viona cemas. Viona bangkit berdiri. Keputusannya sudah bulat. Mau tidak mau ia harus menemui orang itu dan ia tidak ingin sampai membahayakan kantor Sean. Lagipula Viona juga sangat penasaran dengan siapa pengirim pesan itu.

Viona mengambil tas kecilnya dan segera keluar dari ruang kerja Sean. Viona mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Sean, jika ia akan ke cafe terdekat. Namun, niatnya ia urungkan. Tidak! Tidak! Viona tidak ingin mengganggu Sean yang sedang rapat. Semoga saja rapatnya lama dan ia sudah kembali agar Sean tidak mengamuk saat tidak menemukan Viona di dalam ruang kerja Sean.

Viona masuk ke lift dan menekan tombol lantai dasar. Viona berdiri dengan cemas, entah kenapa Viona gugup dan ia sedikit merasakan takut.

Ting

Saat pintu lift terbuka, Viona segera keluar. Viona berjalan dengan sedikit tergesa-gesa, ia takut terlambat. Beberapa orang memperhatikan Viona dan ada yang menyapa Viona, karena banyak karyawan Sean yang mengenal Viona semenjak Sean membawanya ikut ke kantor.

Viona berjalan ke arah jalan raya, ia mencari-cari taksi. Saat terlihat sebuah taksi Viona segera melambaikan tangannya dan taksi itu pun berhenti. Viona pun segera masuk.

"Antarkan saya ke Radina's Coffee House and Bakery." ucap Viona.

"Baik nona." ucap supir taksi dengan ramah.

Mobil yang Viona tumpangi pun berjalan menuju ke tempat Viona tuju. Viona menyenderkan punggungnya ke kursi penumpang. Viona menghela napas panjang. Semoga tidak terjadi apa-apa Ya Tuhan, batin Viona. Tidak lama kemudian taksi pun berhenti.

"Sudah sampai nona." ucap supir taksi.

"Aa-iyaa.." ucap Viona tersadar, ia tidak menyadari jika telah sampai.

"Ini pak, kembaliannya ambil saja." ucap Viona.

"Terimakasih nona." ucap supir taksi. Viona pun segera keluar dari mobil taksi.

Viona melangkahkan kakinya memasuki cafe, ia mengedarkan pandangannya mencari tempat yang kosong. Setelah dapat Viona segera menuju ke meja yang berada di pokok kanan. Viona duduk dengan perasaan yang tidak tenang. Ia mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan ke orang asing itu.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang