Part 20||Morning Kiss?

15.2K 680 12
                                    

Please vote nya guys karena setiap Vote dari kalian sangat berarti buat aku sebagai dukungannya dan kelanjutan caritanya, jangan lupa juga untuk komentarnya yaa... Makasih..

Happy Reading!!

****

Matahari kini sudah memancarkan sinarnya. Sedikit demi sedikit cahaya matahari mulai masuk melalui celah-celah jendela dan fentelasi yang berada di kamar Viona.

Viona menggeliat pelan, membuat Sean mengerang namun tak sedikitpun melepas pelukannya. Viona yang masih setengah sadar belum menyadari semua itu. Ia malah semakin menelusupkan wajahnya di celah-celah lekukan leher Sean dan semakin mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya. Seakan tahu jika yang berada dipelukannya kedinginan membuat Sean semakin mengeratkan pelukannya sehingga kini posisi mereka terlihat begitu intim.

Tak lama kemudian Sean mulai membuka matanya yang tajam dengan perlahan. Sean masih terdiam sambil menyesuaikan cahaya yang masuk menyilaukan padangannya. Saat sudah terbuka sempurna, matanya langsung fokus pada sosok yang berada dipelukannya. Sean seperti melihat bidadari yang sedang tertidur nyenyak didekapannya. Tanpa ia sadari senyum Sean terbit melihat pemandangan yang sangat indah ini. Entah sudah berapa lamanya Sean memandangi wajah cantik Viona, ia seakan terhipnotis dengan paras Viona.

Sedangkan Viona ia enggan sekali membuka matanya, ia tak ingin lepas dari kenyamanan ini. Namun Viona terpaksa membuka matanya karena ia tahu sekarang telah pagi. Perlahan-lahan bulu mata lentiknya mulai bergerak-gerak dan matanya perlahan terbuka. Pertama kali yang ia lihat adalah tubuh seseorang dengan dibalut kaos biru malam, namun seakan belum sepenuhnya Viona tersadar dari tidurnya ia masih mengerjapkan beberapa kali matanya. Sampai ia mendongak sedikit kepalanya ke atas, dan Shit!! Betapa terkejutnya Viona melihat seorang dewa yang begitu tampan. Ohh Tidak!! Viona bahkan sampai mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan jika yang ia lihat bukan hanya sekedar halusinasinya saja atau pengaruh dari dalam alam mimpi.

Sean yang melihat wajah Viona seperti itu membuat ia tertawa. Menurutnya wajah Viona begitu lucu sekali apa lagi dengan muka bantalnya yang khas tak mengindahkan dari kecantikannya.

"Ha haha ha..." tawa Sean yang bagaikan alunan syair yang merdu di telinga Viona.

"Ya Tuhan benarkah yang ku lihat ini dewa? Astaga ternyata melihat yang asli nya berkali-kali lipat lebih tampan." Batin Viona.

"Hey.. Viona.. Viona.." panggil Sean dengan tangan yang melambai-lambai didepan wajah Viona untuk menyadarkan wanita itu.

Seakan tersadar Viona langsung gelagapan. Oh God! Ternyata aku hanya sedang berhalusinasi saja. Astaga jelas-jelas itu Sean bukan dewa, ohhh Viona apa kau ini sudah tidak waras huh? Batin Viona.

"Viona kau kenapa? Wajahmu sangat-sangat lucu. Haha.." ucap Sean yang masih diiringi tawanya. Viona pun hanya menunduk malu, ia rasanya tak ingin menatap wajah Sean. Viona benar-benar malu sekali sudah terang-terangan menatap Sean dengan begitu intens.

"Aaah aku tau. Kau terpesona kan dengan wajah tampan ku? Benar kah Viona?" goda Sean sambil mencolek dagu Viona. Shit!! Viona ketahuan, ohh astaga Viona malu sekali rasanya ia ingin tenggelam di rawa-rawa saja kalau begini.

"Ayolah Viona jangan marah yaa. Aku hanya bercanda saja." Ucap Sean yang masih menatap Viona,sedangkan Viona ia masih menundukkan kepalanya. Apa Sean tidak tahu jika Viona sedang malu, bukan seperti yang dikatakannya jika ia sedang marah. Mana mungkin Viona bisa marah hanya karena hal seperti ini apalagi marah pada Sean rasanya ia tak sanggup jika marah dalam waktu yang lama.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now