Part 25||Like You

9.7K 525 8
                                    

Upadate lagi yaa..

Jangan lupa untuk vote dengan cara klik bintang di pojok kiri bawah yaa juga komennya jangan lupa, aku tunggu notif dari kalian yaa..

Happy Reading!!

****

"Ini semua gara-gara kau Sean." Ucap Viona kesal.

"Kenapa kau jadi menyalahkan aku." Ucap Sean tidak terima.

"Jelas saja ini salahmu, coba saja kau tidak menceburkan aku ke pantai itu, aku tidak akan basah seperti ini." ucap Viona yang masih kesal dengan wajahnya yang sudah cemberut.

"Kau pikir kau saja yang basah, aku juga basah. Jika bukan kau yang memulai kita tidak akan seperti ini." ucap Sean yang juga kesal.

"Kenapa kau jadi menyalahkan aku, ini semua salahmu Sean..." Ucap Viona dengan amarah tertahan sambil tatapannya yang sekarang ini menatap Sean dengan sengit. Seakan tidak mau kalah Sean juga balas menatap Viona dengan sengit. Mereka berdua saling beradu pandang satu sama lain namun seperti musuh yang siap mencakar lawannya.

"Aaaaaa aku muak denganmu, kau menyebalkan." Teriak Viona tertahan dengan deru nafas yang memburu. Emosinya seakan-akan ingin meledak.

"Aku juga muak denganmu." Balas Sean tak terima dengan tangannya yang sambil menunjuk-nunjuk wajah Viona. Viona pun menepis tangan Sean dengan kasar.

"Dasar sinting!!" Ucap Viona yang sekarang balas menunjuk-nunjuk wajah Sean dengan mendorong bahu Sean.

"Dan kau tidak waras!!" balas Sean dengan tangannya yang membalas mendorong bahu Viona. Sekarang mereka berdua saling mendorong satu sama lain dan terus saling menyalahkan. Jika ada yang melihat mereka berdua mungkin orang itu akan menganggap mereka berdua sudah gila. Bagaimana tidak? Kelakuan mereka sekarang seperti anak kecil yang saling bertengkar.

"Arrrggghhhh...."

"Aaaggghhhhh..."

Teriak mereka berdua dan mereka berdua berhenti namun tatapan sengit mereka berdua masih saling beradu. Viona menatap Sean dengan sengit dan Sean juga tak mau kalah ia balas menatap wajah Viona dengan sengit juga. Aura permusuhan menyelimuti keduanya.

"Aku membencimu!" ucap Viona dengan kesal lalu segera pergi meninggal Sean dan ia masuk ke dalam villa.

"Aku juga membencimu!." Balas Sean dengan kesal juga. Namun seketika matanya terbelalak kaget dan ia terasa sulit menelan salivanya sendiri. Sean memandang Viona dengan tatapan lapar, namun segera ia tepis pemikiran gilanya.

Sean pun segera menyusul Viona yang sudah mendahuluinya. Sean yang berada dibelakang Viona hanya bisa menelan salivanya dengan susah payah. Viona masih berjalan dengan kaki yang sambil dihentak-hentakan, ia masih sangat kesal dengan Sean. Tiba-tiba Viona menghentikan langkahnya dan berbalik kebelakang mengahadap Sean. Seketika Sean hanya bisa menggelangkan kepalanya, membuat Viona mengernyit bingung dengan tingkah aneh Sean.

"Kau kenapa?" tanya Viona.

"Tidak apa-apa." Jawab Sean dengan gugup. Viona yang melihat Sean bertingkah aneh seperti itu merasa curiga, namun ia segera menepis dan melupakannya.

"Kamar ku ada dimana?" tanya Viona yang masih menatap wajah Sean dengan kesal.

"Sebelah kananmu." Ucap Sean mencoba menetralkan dirinya. Setelah Sean menunjukkan kamar Viona, ia segera pergi dan masuk ke dalam kamar meninggalkan Sean yang masih menatapnya dengan tatapan aneh.

"Kenapa dengannya, aneh sekali." Ucap Viona seorang diri dengan heran melihat tingkah Sean tadi.

Viona pun segera masuk ke dalam kamar mandi, ia ingin membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Belum lagi bajunya yang masih basah membuatnya merasa tidak nyaman. Namun saat Viona ingin menutup pintu kamar mandi seketika ia ingat, Viona tidak memiliki baju ganti.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora