⚠️DON'T COPY MY STORY!! REAL IMAGINATION!!⚠️
CERITA INI DILINDUNGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA
PASAL 1
Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan at...
Hai guys akhirnya update yaa walaupun update nya di tengah malam gini, semoga kalian gak keberatan yaa..
Siapa nih yang udah nunggu ceritanya Sean sama Viona? Yuk langsung aja komen yaa... jangan lupa untuk vote klik 🌟 yaa.. Makasih💙💙
Happy Reading!!!
*****
Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
Setelah menempuh beberapa jam lamanya akhirnya mereka pun sampai di Italia. Viona masih mengumpulkan nyawanya karena ia baru saja bangun dari tidur.
"Hoammm..." Viona menguap sambil merentangkan tangannya. Sean yang melihat hanya terkekik geli.
"Masih mengantuk hm?" tanya Sean sambil mengelus lembut kepala Viona.
"Hmm.." jawab Viona hanya dengan gumaman karena Viona memang masih mengantuk.
Viona pun berdiri namun ia masih sempoyongan membuat tubuhnya terhuyung ke depan, namun dengan sigap tangan kekar Sean melingkar diseputaran perut Viona membuat ia tidak jatuh.
"Ck.. Kau ini hampir saja terjatuh." Ucap Sean sedangkan Viona hanya tersenyum tanpa rasa bersalah. Tiba-tiba saja tubuh Viona terangkat. Sean menggendongnya ala bridalstyle. Viona pun tidak menolak ia malah tersenyum dan mengalungkan kedua tangannya di leher Sean. Viona kali ini tidak melawan karena ia masih mengantuk berat dan Viona juga malas berjalan. Sean tersenyum melihat Viona yang menahan kantuknya. Menurutnya wajah Viona saat ini sangat lucu, seperti anak kecil.
Di dalam mobil pun, Viona masih terpejam dan bahkan sedari tadi Viona masih tidak mau lepas dari gendongan Sean. Tentu saja Sean dengan senang hati, ia tidak merasa risih ataupun berat. Sean justru menyukai Viona yang manja seperti ini, menempel terus padanya. Sean tersenyum melihat wajah Viona begitu polos dan cantik. Semua itu tak lepas dari perhatian Liam dari balik kemudi melirik ke kaca, melihat Tuannya sedari tadi tersenyum-senyum.
Sampai mereka ke mansion pun Sean tetap menggendong Viona, tanpa berniat membangunkan Viona.
Liam dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Sean.
"Apa perlu saya bantu Tuan?" tanya Liam.
"Tidak perlu." Jawab Sean yang masih menatap wajah Viona dengan wajahnya yang bahagia.
Viona yang merasakan ada pergerakkan membuat ia terusik. Viona menggelamkan wajahnya ke dalam dada bidang Sean.
Sean membaringkan tubuh Viona di kasur dengan sangat hati-hati.
"Egghhh" lenguh Viona.
"Sssttt... tidurlah" ucap Sean sambil mengusap lembut kepala Viona. Sean menarik selimut untuk menutupi tubuh mungil Viona. Sebelum Sean pergi, ia mencium kening Viona.
****
"Tuan, mereka berada disini." Ucap pria bertubuh kekar.
"Hahahaha... bagus. Aku tidak perlu jauh-jauh datang ke negaranya." Ucap pria yang sedang duduk dengan vodka ditangannya.