Part 14||The Psychopath Sharp

15K 718 5
                                    

Haii Guys... akhirnya update lagi. Jangan lupa untuk vote part ini dengan cara klik bintang di bawah pojok kiri yaa, dan juga ramaikan part ini dengan komentar kalian. Okehh makasih aku tunggu notif nya yaa...

Happy reading!!

*******

"Ohh Shitt!!.. jangan katakan jika aku..."

"Telah jatuh cinta.." ucap Viona lirih. Ia langsung terduduk di kasurnya. Viona termenung, ia masih tidak percaya jika ia telah jatuh cinta pada Sean.

"Kurasa ini salah, ini bukan perasaan jatuh cinta, tapi... hanya sebuah rasa ketertarikan yang biasa terjadi."

"Ahhh yaa.. benar-benar. Mungkin ini hanya rasa kertarikan biasa atau aku hanya sekedar mengaguminya." Monolog Viona. Viona masih tidak percaya akan hal itu, ia terus menyangkal perasaan itu.

"Tapi..." ucap Viona menggantung.

"Bisa kemungkinan aku benar-benar jatuh cinta padanya, yaa... kenapa tidak? Aku hampir sebulan berada di rumah ini dan selalu bersamanya..."

".. dan semua itu bisa saja terjadi." Viona menghela napas lelah sambil merebahkan tubuhnya dengan kaki yang menggantung di bawah.

"Astaga Viona... kenapa kau bisa seperti ini?"

"Uhhh ayolah Viona, apa yang membuatmu jatuh cinta pada pria arrogant yang berhati dingin seperti Sean?" tanya Viona kepada dirinya sendiri. Viona masih tidak yakin dengan perasaannya. Jika Viona memang jatuh cinta pada Sean, maka Viona bertekad untuk menghilangkan perasaan ini. Karena iya yakin, pria seperti Sean mana mau mempunyai wanita seperti Viona. Viona sadar diri jika ia sangat tidak pantas bersama Sean. Viona bagaikan itik buruk rupa, belum lagi ia orang yang tidak punya. Viona dan Sean bagaikan bumi dan langit.

Viona memejamkan matanya, mencoba mencari ketenangan. Ia merilekskan tubuhnya, Viona begitu lelah, bukannya hanya fisiknya namun batinnya juga. Lama kelamaan Viona terlelap dengan masih diposisi yang sama,tubuh yang setengah dikasur dengan kaki yang menggantung di kasur. Tapi setengah sadar Viona merasakan tubuhnya seperti melayang dan mencium aroma yang begitu menyejukkan seperti berada di surga saja.

"Hmmm.." Viona hanya bergumam lirih saat sesuatu menyelimuti tuhunya membuat ia merasa nyaman. Namun hal itu tidak membuatnya terbangun, ia malah tidur nyenyak yaa.. seperti putri tidur saja.

*****

"Liam apa kau sudah menyiapkannya?" tanya Sean dengan matanya yang masih berfokus pada lembar-lembar kertas yang dihadapinya.

"Sudah Tuan. Semuanya sudah beres. Anda tinggal menuju ke tempatnya saja." Ucap Liam yang beridiri di hadapan Sean dengan meja kerja yang membatasinya. Sean hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mengerti.

Sean segera berdiri dan memberikan dokumen yang berisi lembar-lembar kertas yang tadi ia periksa kepada Liam.

Mereka berdua keluar dari ruang kerja Sean dengan Liam yang berada dibelakang. Saat melewati kamar tidur Viona, Sean menghentikan langkahnya.

"Liam kau duluan saja ke bawah,aku akan menyusul." Ucap Sean dan tanpa bertanya Liam segera mematuhi perintah Tuannya.

Sean berbalik dan menuju ke kamar Viona. Sean mengetuk kamar Viona namun tidak ada jawaban apapun dari dalam, yang membuat Sean merasa cemas. Sean pun akhirnya membuka pintu kamar dengan pelan dan betapa leganya ternyata Viona tertidur. Ia sudah khawatir akan terjadi sesuatu hal pada Viona, apalagi mengingat kejadian tadi yang membuat ia merasa bersalah. Sean pun melangkahkan kakinya, memasuki kamar Viona. Dengan langkah pelan Sean mendekati Viona yang tertidur pulas dengan posisi tubuh yang setengah dikasur. Sean pun mengangkat tubuh Viona membenarkan letak posisi tidurnya dengan pelan-pelan, ia tidak ingin sampai membuat Viona terbangun. Sean menyelimuti Viona dengan gerakkan lembut, membuat Viona bergumam lirih dan ia semakin mengeratkan selimutnya. Sean yang melihat itu hanya tersenyum, betapa nyenyaknya tidur Viona. Sean pun melangkah keluar dan tak lupa menutup pintu kamar dengan pelan.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now