Part 41||Wounded

7.4K 441 31
                                    

Hallo guys!!

Sean dan Viona hadir kembali 😊 maaf yaa update nya kali ini lama, karena author lagi sibuk sama acara keluarga 😂 untuk update selanjutnya author usahakan seperti semula yaa bisa update seminggu sekali atau seminggu dua kali.

Padahal update kali ini author pengen upload trailer Sean dan Viona disini. Tapi, gak tau kenapa gak bisa di upload guys... jadi kalo kalian pengen ngeliat trailernya bisa dicek di ig aku yaa... nanti aku mau coba lagi siapa tau bisa, aku usahain untuk upload disini biar kalian bisa nonton trailernya 😆😂

Jangan lupa yaa dukung terus cerita The Psychopath Prince, yuk vote nya yaa dan comment nya aku tunggu notif dari kalian 😊

Happy Reading!!!

****

"TUAN"

"SEAN" teriak Liam juga Max bersamaan.

"Arrgghhh..." ringis Sean karena tiba-tiba punggungnya merasakan nyeri. Sean sampai membungkukkan tubuhnya menahan rasa sakit. Liam dan Max segera berlari menghampiri Sean.

"Viona" panggil Sean lirih sebelum tubuhnya luruh jatuh ke tanah.

Deg

"Sean" gumam Viona. Viona mendengar seperti suara Sean yang memanggil namanya. Namun saat Viona menolehkan kepalanya kesana kemari, Viona tidak mendapati Sean.

Entah kenapa hati Viona merasakan tidak enak, seperti ada yang menjanggal. Viona tetap menunggu Sean ditempatnya dengan perasaan yang gelisah. Rasanya Viona ingin sekali pergi dan menyusul Sean namun ia tidak berani, Viona terlalu takut.

"Viona." panggil seseorang membuat Viona menolehkan kepalanya dan Viona pun segera menghambur kepelukan orang itu.

"Sean." yaa orang itu adalah Sean. Viona bernapas lega akhirnya Sean kembali padanya. Viona memeluk erat tubuh Sean, membuat Sean meringis namun sebisa mungkin Sean menahannya.

"Kau membuatku khawatir. Aku kira kau takkan kembali." ucap Viona yang masih dalam pelukan Sean. Sean terkekeh geli, Sean mengelus lembut kepala Viona.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." ucap Sean. Viona mengurai pelukannya, ia menatap wajah Sean. Viona tersenyum mendengarnya.

"Apa semuanya sudah baik-baik saja?" tanya Viona, Sean menanggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Viona.

"Ayo kita kembali. Liam dan Max sudah menunggu kita." ucap Sean. Mereka pun segera pergi, menyusuri hutan lebat dengan tangan Sean yang melingkar pada pinggang Viona.

"Sean, kenapa kau memakai jaket? Aku rasa tadi kau tidak memakainya." ucap Viona yang bingung, ia baru menyadari jika Sean memakai jaket.

"Ini milik Max, aku merasa kedinginan jadi aku pinjam saja." ucap Sean asal, berharap Viona tidak bertanya lagi dan mencurigainya.

"Hm begitu yaa." ucap Viona. Membuat Sean bernapas lega.

"Apa kau tidak kedinginan, hm?" tanya Sean dengan tangan yang menarik tubuh Viona untuk lebih dekat lagi. Viona tidak menolaknya, bahkan kini kedua tangannya memeluk tubuh Sean.

Viona menatap ke sekelilingnya, hutan yang rimbun dan sangat sunyi sekali. Terasa begitu mencekam, membuat Viona merinding.

"Sean aku takut." cicit Viona.

"Kau tidak perlu takut. Ada aku disini." ucap Sean menangkan Viona.

"Kenapa disini sepi sekali. Kemana perginya orang-orang itu?" tanya Viona.

𝐓𝐡𝐞 𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐏𝐀𝐓𝐇 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐜𝐞 [𝐄𝐍𝐃]Onde histórias criam vida. Descubra agora