So my Lie (23)

712 71 9
                                    

"Keluarga adalah cinta dan cinta adalah pengkhianatan saat jalur setan mengarah. Lalu apa definisi jahat menurutmu?"

(Author ***** POV)

Dulu dia dirawat dengan cinta tapi sekarang tidak lagi, dia dulu dimanja tapi sekarang ditinggalkan. Saat itu dia selalu perhatian dan mendapatkan kasih sayang tapi sekarang dia mendapatkan tantangan dan benci. Ada banyak hal yang sudah menjadi tandu untuknya. Kehidupannya ditempa begitu kuat sampai dia menjadi tangguh seperti sekarang.

Bukan dia yang salah tapi karena dia terlahir di atas keluarga kaya raya yang miskin hati. Itu menurutnya, karena selama ini dia sudah banyak mengalah termasuk mendapatkan seorang adik yang tak datang dari rahim yang sama seperti dirinya. "Ibu, aku tahu kalau aku bukan Taehyung yang dulu. Aku merindukan kasih sayangmu, kenapa nasib kita begitu malang ibu. Apa yang tak aku ketahui dan apa yang ibu ketahui?" Betapa hancur hati dan betapa sesak jiwanya sekarang. Dia seperti namja tersesat dan tak tahu harus pulang kemana.

Tapi peluang selalu ada untuk membuat dia menjadi seorang penjahat. Dia bosan dengan suasana malam yang sama saja dari atas jembatan, dia ingin melihat dari atas gedung tertinggi seperti menara Tokyo atau menara Eiffel. Dia memang tidak pernah keluar negeri, tidak sekalipun kecuali jika keinginannya untuk membuat satu orang mati.

Manusia yang membuat dia resah sepanjang hidup, dia ingin mencoba rokok tapi pola hidup sehat sudah memberikan ajaran pada dia karena masih muda. Hanya permen rasa asam yang menjadi pondasi dia untuk menahan rasa bosan dari lidah. Dia melihat sungai Han dengan khidmat tanpa tahu bahwa sebenarnya seseorang sudah mengamatinya dari kejauhan.

"Taehyung, rupanya kau sering kesini ya."

Bukan satu orang tapi sebenarnya dua orang. Dan keduanya masih berhubungan satu marga dengan pria di bawah sana. Diantara jaket tebalnya dan nafas hangat hingga mengeluarkan nuansa asap tipis ke udara dari hidung dan mulutnya. Seokjin tidak akan sangka kalau adik sepupunya tidak akan memakai jaket tebal dan hangat guna melapisi tubuh kurusnya dari dingin.

Dia sendiri mengeratkan pakaian tebalnya dan tak sanggup jika harus memakai kaus tipis seperti itu. Tubuhnya menggigil dan gerakan tangan mengusap agar telapak tangan itu panas. Kim Seokjin mencoba menjaga Taehyung dari jarak jauh dan terlunta, seperti ini tugas aslinya yang kebanyakan orang tidak tahu. Jika Jungkook punya pengawal maka anak pertama itu juga hanya saja orang itu dari kerabatnya sendiri.

"Jin, aku harap kau tidak merusak rencana ayah selama ini. Aku akan membuat mu mengerti untuk apa aku melakukannya. Anggap saja ini demi kebaikan kita juga." Seorang ayah berada di sampingnya, kedua netra tuanya melihat bagiamana cantiknya lampu bangunan di seberang sungai disana. Tak ayal kalau tempat ini menjadi destinasi wisata kembang api saat natal dan tahun baru.

Tubuh itu tak lagi bergetar karena menahan dingin, namja itu seakan urung menunjukkan kelemahan dia pada sebuah musim. Tanpa menjawab ataupun bergumam, suasana menjadi sepi tanpa suara. Hanya asap rokok dari sang ayah yang masuk begitu saja lewat lubang hidungnya. Satu menit kehidupan menghilang dari satu hisapan rokok di sana, tapi sang ayah memang tidak peduli hal itu.

"Appa, apakah sampai selamanya appa akan bergelut dengan rokok?" Seokjin akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, dari sedikit rasa takut terbesit rasa bersalah entah kepada siapa. Dia ingin kehidupannya normal seperti mereka bahkan ingin menjalin hubungan dengan seseorang saja dia tidak mampu. "Jangan alihkan pembicaraan nak itu tidak baik, kenapa kau begitu merepotkan hal saat ayah merokok. Aku sudah kecanduang sejak aku pensiun dan kau harus paham hal itu." Kepulan asap nikotin membuat dia menahan dengan kuat. Jika dia terbatuk maka Taehyung tahu bahwa dia berada di sekitarnya.

Descendant (Sad Story Vkook) [END]✓Where stories live. Discover now